Praktikum ke-5 Selasa,29 September
2015
Pembuatan Kerupuk
Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii ) Metode
Cair
Henita
4443120684
7A
Jurusan
Perikanan
Fakultas
Pertanian
Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
2015
ABSTRAK
Kerupuk
merupakan produk makanan kering yang populer yang telah lama dikenal masyarakat
luas. Kerupuk merupakan salah satu jenis makanan kecil yang mengalami
pengembangan volume dan membentuk produk yang porus serta mempunyai densitas
rendah selama penggorengan. Praktikum pembuatan Kerupuk rumput laut dengan
metode cair dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 29 September 2015 pukul 08.00 sampai dengan
10.00 WIB di laboratorium TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Perairan) Fakultas
Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan dalam praktikum ini ialah mengetahui
air yang optimal dalam pembuatan kerupuk rumput laut metode cair. Setelah diuji
menggunakan Sidik ragam Anova formulasi penambahan rumput laut berpengaruh
nyata terhadap rasa,tekstur, aroma dan warna kerupuk yang dihasilkan. Formulasi
yang terbaik terhadap rasa, aroma warna dan tekstur terdapat pada kelompok empat
dengan konsentrasi air sebanyak 80 %
dari bahan utama atau sekitar 240 ml air.
Kata kunci :
Air,Kerupuk, Rumput
laut.
PENDAHULUAN
Sejauh ini, pembangunan perikanan
yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang nyata dan positif terhadap
pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari sumbangan Produk Domestik Bruto
(PDB) sektor perikanan terhadap PDB Nasional yang terus meningkat. Kontribusi
sektor perikanan dan kelautan terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 12,4%.
Bahkan industri perikanan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara
langsung. (Drektorat Pemasaran dalam Negeri).
Produk olahan
perikanan merupakan salah satu bentuk pengawetan dan merupakan upaya
peningkatan nilai ekonomi dari produk tersebut. Komoditas perikanan mempunyai kecenderungan meningkat di
pasaran dunia ditengah merosotnya perdagangan komoditas pertanian dan bahan
pangan lainnya. Pemerintah terus berupaya untuk merangsang pertumbuhan industri
perikanan agar dapat meningkatkan produksinya untuk ekspor, sekaligus akan
bermanfaat untuk meningkatkan hasil devisa negara dan sebagai saluran pemasaran
baru bagi produksi rakyat ke luar negeri. Dengan pengembangan perikanan akan mendorong
para investor baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menginvestasikan
modalnya disektor perikanan (Wahyudi dalam Khairul, 2003).
Prinsip pengolahan komoditas perikanan pada dasarnya bertujuan melindungi produk dari pembusukan
dan kerusakan. Selain itu juga untuk memperpanjang daya
awet dan mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan. Kerupuk merupakan salah satu bentuk pengolahan dan
pengawetan ikan secara tradisional dengan prinsip pengeringan. Namun
untuk olahan kerupuk rumput laut belum banyak masyarakat untuk
mengembangkannya.Selain itu biasanya
pengolahan kerupuk didasarkan pada pengolahan adonan dengan tekstur
yang sedikit padat. Sehingga dengan adanya praktikum ini dilakukan
percobaan pembuatan kerupuk dengan metode cair agar mengetahui konsentrasi air
optimum dalam pembuatan kerupuk. Dengan demikian hasil praktikum iini dapat
memberikan informasi baik baik praktikan atau masyrakat umumnya.
Adapun
tujuan dalam praktikum ini ialah mengetahui air yang optimal dalam pembuatan kerupuk
rumput laut metode cair.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi dan Morfologi Rumput
Laut
Rumput laut tergolong tanaman berderajat
rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar,
batang maupun daun sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Rumput laut di alam tumbuh
dengan melekatkan dirinya pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras
lainnya. Selain benda mati, rumput laut pun dapat melekat pada tumbuhan lain
secara epifitik (Anggadiredja 2010).
Rumput laut yang sudah banyak dibudidayakan
yakni rumput laut jenis Echeuma cottonii. Eucheuma
cottonii mengandung
hidrokoloid karaginan dan merupakan salah satu jenis rumput laut merah (Rhodophyceae).
Berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii
karena karaginan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan.
Kappaphycus alvarezii selain mengandung karaginan, juga mengandung
zat organik lainnya seperti protein, lemak, serabut kasar, abu dan air (Asla
1998). Jenis ini secara taksonomi disebut Kappaphycus alvarezii. Nama ‘cottonii’
umumnya lebih dikenal dan digunakan dalam dunia perdagangan nasional maupun
internasional.
Taksonomi Kappaphycus alvarezii menurut Anggadiredja (2010)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieracea
Genus :Eucheuma
Species
:Eucheumaspinosum (Eucheuma denticulatum)
Eucheuma cottonii (Kappaphycus
alvarezii)
B. Kandungan Nutrisi Rumput Laut
Rumput laut mempunyai kandungan
nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput
laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak
(8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak
dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin
(A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan
selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan
asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat
dibandingkan dengan tanaman darat.
C.
Pengertian
Kerupuk
Kerupuk
merupakan produk makanan kering yang populer yang telah lama dikenal masyarakat
luas. Kerupuk merupakan salah satu jenis makanan kecil yang mengalami
pengembangan volume dan membentuk produk yang porus serta mempunyai densitas
rendah selama penggorengan. Kerupuk didefinisikan sebagai jenis makanan kering
yang terbuat dari bahan-bahan yang mengandung pati cukup tinggi.
Secara garis besar proses pembuatan kerupuk irisan (kemplang ) adalah sebagai
berikut : pencampuran bahan baku, pembuatan adonan, pembentukan (berupa
silinder), pengukusan, pendinginan, pengirisan, pengeringan dan penggorengan
(untuk produk mentah cukup sampai proses pengeringan).
D. Kandungan Gizi Kerupuk
Dari
segi gizi, apabila diamati komposisinya, kerupuk dapat merupakan sumber kalori
yang berasal dari pati (dan lemak apabila telah digoreng), serta sumber protein
(apabila ikan dan udang benar-benar ditambahkan). Dari hasil analisis di
laboratorium ditemukan bahwa kadar protein kerupuk mentah bervariasi dari 0.97
sampai 11.04 % berat basah (dengan kadar air yang bervariasi dari 9.91 sampai
14 %). Sedangkan kadar patinya bervariasi dari 10.27 sampai 26.37 % berat
basah. Akan tetapi, bila diperhatikan bahwa fungsi kerupuk hanya sebagai
makanan tambahan lauk pauk atau sebagai makanan kecil, maka jumlah yang
dikonsumsinya pun hanya sedikit saja. Sehingga dalam hal ini kerupuk tidak
dapat dikategorikan sebagai sumber protein maupun kalori. Artinya walaupun ada,
peranannya kecil sekali dalam mensuplai baik kalori maupun protein. Hasil
analisis laboratorium menunjukkan bahwa kadar air kerupuk yang telah digoreng
berkurang menjadi sekitar 1.05 sampai 5.48 %, sedangkan kadar lemak yang
asalnya sekitar 1.40 sampai 12.10 % menjadi sekitar 14.83 sampai 25.33 % berat
basah.
E.
Bahan
Tambahan
Tepung tapioka
Tepung
digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan kakinaga, tepung yang digunakan dalam pembuatan kakinaga berfungsi sebagai
pengikat dan perekat bahan lain. Kualitas tepung yang digunakan sebagai bahan
makanan sangat berpengaruh terhadap makanan yang dihasilkan. Tepung yang baik
kualitasnya dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri yaitu berwarna putih, tidak
berbau apek, teksturnya halus..
Rempah (bumbu)
Bumbu
yang umum digunakan dalam pembuatan kaki
naga
meliputi : bawang putih, bawang merah, merica, dan garam.
METODOLOGI
Praktikum
diversifikasi dan pengolahan hasil perikanan kali ini yang berjudul “Proses
Pembuatan Kerupuk Rumput Laut dengan Metode cair” dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 29 September 2015 pukul 08.00
sampai dengan 10.00 WIB di laboratorium TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil
Perairan) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat
yang digunakan diantaranya yaitu pisau, blender, kompor, wajan, nampan,
timbangan elektrik, baskom, mangkok. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada
praktikum ini,yaitu tulang ikan, air,
tepung terigu, tepung tapioka, garam, bawang putih, penyedap rasa,minyak
goreng, merica bubuk, pengembang, dan telur.
Prosedur kerja
dalam pembuatan kerupuk yaitu lakukan pembuatan adonan dengan mencampur semua
bahan kemudian aduk-aduk hingga menjadi kalis. Namun pada adonan ini penggunaan
air yang lebih banyak dengan konsentrasi penambahan air tiap kelompok yang
berbeda-beda. Setelah adonan tercampur merata masukan kedalam loyang yang sudah
disediakan. Kukus selama 10 Menit dengan api sedang kemudian angkat dan
dinginkan. Lakukan pemotongan adonan jika adonan telah dingin. Setelah itu
jemur kerupuk yang sudah diiris tipis pada sinar matahari selama 3-4 hari.
setelah kering goreng kerupuk dan lakukan pengujian organoleptik pengamatan
meliputi warna, rasa, tekstur dan aroma.
Bagan 1. Diagram alir pembuatan
kerupuk rumput laut
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan mutu hedonik kerupuk rumput
laut didapatkan hasil sebagai berikut :
Diagram
4. Parameter warna
Parameter
warna warna berdasarkan hasil pengamatan
dengan uji organoleptik pada kerupuk formulasi dari beberapa kelompok. Bahwa
paramater warna yang terbaik pada kelompok empat. hal tersebut seiring dengan
perlakuan yang dilakukan. Jika dibandingkan dengan kelompok lain warna yang
dihasilkan dapat dipengaruhi oleh derajat kering kerupuk, formulasi air yang
digunakan, serta pada proses penggorengan kerupuk. Dengan pengujian sidik ragam
Anova maka penambahan konsentasi air yang ditambahkan kedalam adonan kerupuk
berpengaruh nyata terhadap warna kerupuk yang dihasilkan. kandungan air yang
semakin banyak sehingga menyebabkan warna yang dihasilkan akan semakin memudar,
namun hal tersebut dipengaruhi juga terhadap perlakuan penggorengan dan
formulasi dan bahan yang ditambahkan lainnya.
Diagram 2. Parameter aroma
Aroma
yang dihasilkan aroma khas kerupuk dengan aroma ikan dari terasi ikan yang
ditambahkan.Dengan demikian formulasi terbaik yang menghasilkan aroma terbaik
jika dilihat dari grafik diatas yaitu terdapat pada kelompok 1 dengan
persentasi uji hedonik sebanyak 3,5 %. Selain itu formulasi penambahan air yang
berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap aroma yang dihasilkan. Kecenderungan
aroma yang dihasilkan dari penambahan terasi pada pembuatan kerupuk.
Diagram 3. Parameter tekstur
Berdasakan hasil pengujian secara organoleptik
dengan parameter tekstur kerupuk persentasi
penambahan rumput laut yang berbeda-beda diperoleh hasil bahwa konsentrasi
penambahan rumput laut terbaik dan disukai panelis adalah dengan konsentrasi
pada kelompok empat. Jika diolah dengan Sidik Ragam hasil yang didapat bahwa
penambahan air yang berbeda berpengaruh nyata terhadap tekstur yag dihasilkan. Tekstur
yang dihasilkan renyah dan gurih. Tekstur pada
tompok satu lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang lainnya karena
kerupuk yang dihasilkan diiris lebih tipis dan kering merata sehingga pada saat
proses penggorengan tekstur lebih renyah dan tidak mengeras. Berbeda dengan
kelompok dengan formulasi yang lain kemungkinan terjadi karena terdapat
kesalahan dalam metode dan dipengaruhi juga terhadap formulasi
yang digunakan.
Diagram 4. Parameter rasa
Pada setiap kelompok
parameter rasa yang dihasilkan cenderung asin . kesalahan tersebut kemeungkinan
terjadi karena formulasi garam dan terasi yang ditambahkan terlalu banyak.
Kelompok dengan parameter rasa yang dihasilkan terbaik adlah kelompok empat
dengan konsentrasi air optimum yaitu 80% air dari bahan baku.Sedangkan
kelompok yang memiliki nilai terendah adalah
kelompok dua. Jika diolah dengan sidik ragam Anova penambahan formulasi rumput
laut berpengaruh nyata terhadap rasa yang dihasilkan. Karena penambahan air
pada setiap perlakuan dapat melarutkan garam sehingga rasa asin yang
ditimbulkan akan berkurang. konsentrasi air terbaik yang ditambahkan pada
kelompok empat yakni sebanyk 240 ml sehingga menghasilkan rasa yang lebih baik
deibandingkan dengan kelompok lainnya.
Tabel
1. Analisis usaha kerupuk rumput laut kelompok empat, yaitu :
No
|
Nama bahan
|
Formulasi
|
Harga persatuan
|
Total
|
|
|
|
|
|
1
|
Rumput laut
|
100 gr
|
Rp. 13.000/kg
|
Rp. 1.300
|
2
|
Tepung tapioka
|
200 gr
|
Rp. 8.000/kg
|
Rp. 1.600
|
3
|
Tepung terigu
|
300 gr
|
Rp. 8.000/kg
|
Rp. 2.400
|
4
|
Terasi
|
100 gr
|
Rp. 5.000/kg
|
Rp. 2.000
|
5
|
Garam
|
12 gr
|
Rp. 2.000/pack
|
Rp. 200
|
6
|
Bawng putih
|
1%
|
Rp. 1.000
|
Rp. 1.000
|
7
|
Penyedap rasa
|
14 gram
|
Rp. 5.00/pack
|
Rp. 1.000
|
8
9
|
Beking powder
Telur
|
2 gr
1 butir
|
Rp. 1.200/pack
Rp. 1.500
Total
|
Rp. 500
Rp. 1.500
Rp. 11.500
|
Analisis
usaha hasil produksi
Biaya produksi
|
=
|
Rp. 11.500
|
Banyak hasil kerupuk
|
6 pack
|
|
|
=
|
Rp. 1.900
|
Berdasarkan analisis
usaha dalam pembuatan kerupuk rumput laut dengan biaya produksi yang digunakan
Rp. 11.500. hasil kerupuk rumput laut yang diperoleh sebanyak 300 gram. Dengan
demikian untuk mengembalikan biaya produksi atau keuntungan, maka kerupuk
rumput laut dijual dalam satu pack dengan berat 50 gram dengan penjualan Rp.
3.500. Dimana dari 300 gram kerupuk rumput laut dibagi menjadi 6 pack x Rp.
3.500 = Rp. 21.000
Keuntungan =
|
Hasil penjualan – Modal
|
|
|
Rp. 21.000 – Rp. 11.500 = Rp. 9.500
|
|
Maka keuntungan yang diperoleh dari 300
gram kerupuk rumput laut yaitu Rp. 9.500.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang
didapat pada praktikum ini , untuk beberapa paremeter yang diuji hasilkan
menunjukan kelompok empat dengan penambahan air sebanyak 80 % dari bahan utama
atau sekitar 240 ml merupakan perlakuan terbaik. Selain itu setelah diuji
menggunakan Sidik ragam Anova konsentrasi penambahan air yang berbeda dalam
pembuatan kerupuk rumput laut metide cair berpengaruh nyata terhadap
rasa,tekstur, aroma dan warna kerupuk yang dihasilkan. Sedangkan dari segi
analisis usaha dalam pembuatan kerupuk rumput laut kelompok terbaik yaitu
kelompok satu dengan biaya produksi yang digunakan Rp. 11.500. hasil kerupuk
rumput laut yang diperoleh sebanyak 300 gram. Dengan demikian untuk
mengembalikan biaya produksi atau keuntungan, maka kerupuk rumput laut dijual
dalam satu pack dengan berat 50 gram dengan penjualan Rp. 3.500.
Saran
untuk praktikum selanjutnya dari kesalahan yang pernah dilakukan pada praktikum ini, sebelum melakukan pengukusan
adonan kerupuk rumput laut sebaiknya wadah pencetak diberi minyak terlebih
dahulu agar tidak melekat.
DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja JT . 2010. Rumput
Laut. Depok: Penebar Swadaya. 148 hlm.
Arfini F. 2011. Optimasi Proses Ekstraksi
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut Merah (E.
cottonii) serta Aplikasinya Sebagai Penstabil Pada Sirup Markisa [TESIS].
Bogor: Program Studi Teknologi Pascapanen, Magister Sains, Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 99 hlm.
Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
413 hlm.
Asla LM. 1998. Rumput Laut. Yogyakarta: Kanasius. 97 hlm.
Badan
Standardisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Idonesia No. SNI No.
01-2986-1992 dodol rumput laut Bagian I. Jakarta.
Direktorat
Bina Sumberhayati. 1990. Identifikasi dan penyebaran beberapa jenis sumberdaya ikan air tawar di perairan umum
Indonesia. Direktorat Jenderal
Perikanan. Jakarta.
Ningsih FL.
2014. Jenis Dan Konsentrasi Alkali Dengan Presipitasi Kcl Yang Berbeda Terhadap
Mutu Karaginan Dari Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Asal Pulo
Panjang Serang Banten [SKRIPSI]. Banten: Program Studi Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 49hlm.
Saleh, 2002.
Kumpulan Hasil-Hasil Penelitian Pasca Panen Perikanan. Pusat Riset
Pengolahan Produk Dan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan Badan Riset
Kelautan Dan Perikanan Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.
Teknologi
desa.Jakarta : Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja,
1983. Seri Pengolahan Pangan. Hal. 14-16
Wahyuningtyas,
Nanin.2011.
Laporan Praktek Produksi Pembuatan Kerupuk Dengan Substitusi Pisang Kepok
Kuning (Musa Balbisiana). Other Thesis, Universitas Sebelas Maret.
|
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
RASA
|
Between
Groups
|
7.126
|
5
|
1.425
|
2.143
|
.063
|
Within
Groups |
115.735
|
174
|
.665
|
|
|
|
Total |
122.861
|
179
|
|
|
|
|
AROMA
|
Between
Groups
|
4.701
|
5
|
.940
|
1.306
|
.264
|
Within Groups |
125.277
|
174
|
.720
|
|
|
|
Total |
129.978
|
179
|
|
|
|
|
WARNA
|
Between
Groups
|
17.276
|
5
|
3.455
|
5.620
|
.000
|
Within
Groups |
106.968
|
174
|
.615
|
|
|
|
Total |
124.244
|
179
|
|
|
|
|
TEKSTUR
|
Between
Groups
|
12.003
|
5
|
2.401
|
3.443
|
.005
|
Within
Groups |
121.308
|
174
|
.697
|
|
|
|
Total |
133.311
|
179
|
|
|
|