PEMBUATAN
IKAN ASIN
HENITA
4443120684
JURUSAN
PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ABSTRACT
Salted fish is a food made of fish
meat preserved by adding a lot of salt. Work procedures in making salted fish
is done by removing the fish gills weeding, scales and entrails of fish divided
into two kemudin or in the form of butterfly fish fillet. method penggaraman
penggaraman method being used is a combination of dry and wet penggaraman.
Factors that affect the salted fish is the thickness of the flesh of fish, salt
concentration, type of salt, fat content in fish flesh, and temperature on the
body of the fish.
Keywords
: drying,
salt, salted fish.
ABSTRAK
Ikan asin
merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan
menambahkan banyak garam. Prosedur kerja
dalam pembuatan ikan asin adalah lakukan penyiangan ikan dengan membuang
insang,sisik dan isi perut kemudin ikan dibelah menjadi dua atau dalam bentuk
fillet butterfly ikan.metode penggaraman yang digunakan adalah metode
penggaraman kombinasi antara penggaraman kering dan basah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ikan asin adalah ketebalan daging ikan, konsentrasi garam, jenis
garam, kandungan lemak pada daging ikan, dan suhu pada tubuh ikan.
Kata
kunci : ikan asin,
pengeringan, penggaraman.
PENDAHULUAN
Sektor perikanan sebagai salah satu
pendukung sektor ekonomi memiliki peran dalam pembangunan ekonomi nasional,
yaitu memberikan nilai tambah dan mempunyai nilai strategis, serta dapat
memberikan manfaat finansial maupun ekonomi, khususnya dalam penyediaan bahan
pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja.
Sejauh ini, pembangunan perikanan yang
dilakukan telah menunjukkan hasil yang nyata dan positif terhadap pembangunan
nasional. Hal ini terlihat dari sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor
perikanan terhadap PDB Nasional yang terus meningkat. Kontribusi sektor
perikanan dan kelautan terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 12,4%. Bahkan
industri perikanan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara langsung.
(Dahuri, 2004).
Ikan asin merupakan bahan makanan
yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam.
Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu
singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan,
walaupun biasanya harus ditutup rapat. Ikan sebagai bahan makanan yang
mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial yang diperlukan
oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan
pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh konsumen (Adawyah, 2007). Dengan
demikian prinsip pembuatan olahan ikan asin merupakan salah satu cara untuk
memperpanjang daya simpan dan menambah nilai jual dari poduk tersebut. Sehingga
hal ini sangat penting diketahui bagi kita terutama seorang praktikan jurusan
perikanan sebagai seorang akademisi dan merupakan ranah bidang ilmu pengetahuan kita.
Cara pengawetan ini merupakan usaha yang paling mudah dalam menyelamatkan hasil
tangkapan nelayan. Dengan penggaraman proses pembusukan dapat dihambat sehingga
ikan dapat disimpan lebih lama. Penggunaan garam sebagai bahan pengawet
terutama diandalkan pada kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri dan
kegiatan enzim penyebab pembusukan ikan yang terdapat dalam tubuh ikan
(Afrianto dan Liviawaty, 1989).
Adapun tujuan dalam praktikum ini ialah
mengetahui mutu ikan asin dari perbedaan larutan garam dan jenis ikan.
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Asin
Ikan asin merupakan bahan makanan
yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam.
Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu
singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan,
walaupun biasanya harus ditutup rapat. Ikan sebagai bahan makanan yang
mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial yang diperlukan
oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan
pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh konsumen (Adawyah, 2007).Ikan asin
adalah makanan awetan yang diolah dengan cara penggaraman dan pengeringan. Ada
3 cara pembuatan ikan asin, yaitu sebagai berikut.
1) Penggaraman kering dengan pengeringan.
2) Penggaraman basah (perebusan dalam air garam)
dengan pengeringan.
3) Penggaraman yang dikombinasikan dengan peragian
(pembuatan ikan peda).
Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada
Ikan Asin
·
Konsentrasi garam
Semakin tinggi konsentrasi garam
yang digunakan, semakin cepat proses masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan
lebih baik apabila digunakan garam kristal untuk
mengasinkan.
·
Jenis garam
Garam dapur murni (NaCl 95%) lebih mudah diserap dan
menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang lebih baik. Garam rakyat mengandung
unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain
yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.
·
Ketebalan daging ikan
Semakin tebal daging ikan, proses pengasinan akan
membutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang lebih banyak. Sehingga
ikan-ikan besar biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum
diasinkan.
·
Kadar lemak dalam daging
·
Kesegaran daging ikan
Ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih
lunak dan cairan tubuh yang mudah keluar, sehingga proses pengasinan bisa lebih
cepat. Namun juga garam yang masuk dapat terlalu banyak sehingga ikan menjadi
terlalu asin dan kaku.
·
Suhu daging ikan
Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Ikan Asin Kering : Nama Bahan
Makanan : Ikan Asin Kering
Banyaknya Ikan Asin Kering yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Ikan Asin Kering yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 70 %
Jumlah Kandungan Energi Ikan Asin Kering = 193 kkal
Jumlah Kandungan Protein Ikan Asin Kering = 42 gr
Jumlah Kandungan Lemak Ikan Asin Kering = 1,5 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Ikan Asin Kering = 0 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Ikan Asin Kering = 200 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Ikan Asin Kering = 300 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Ikan Asin Kering = 3 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Ikan Asin Kering = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Ikan Asin Kering = 0,01 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Ikan Asin Kering = 0 mg
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
Banyaknya Ikan Asin Kering yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Ikan Asin Kering yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 70 %
Jumlah Kandungan Energi Ikan Asin Kering = 193 kkal
Jumlah Kandungan Protein Ikan Asin Kering = 42 gr
Jumlah Kandungan Lemak Ikan Asin Kering = 1,5 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Ikan Asin Kering = 0 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Ikan Asin Kering = 200 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Ikan Asin Kering = 300 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Ikan Asin Kering = 3 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Ikan Asin Kering = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Ikan Asin Kering = 0,01 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Ikan Asin Kering = 0 mg
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
METODOLOGI
Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil
Perairan kali ini yang berjudul “Pembuatan Ikan Asin ” dilaksanakan pada hari
rabu, tanggal 15 Oktober 2014 pukul
10.00 sampai dengan 12.00 WIB di laboratorium TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil
Perairan) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat yang digunakan diantaranya
yaitu Pisau, nampan, timbangan elektrik, baskom, mangkok, talenan.Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu 2 ikan berbeda jenis,
larutan garam,air.
Prosedur kerja
dalam pembuatan ikan asin adalah langkah pertama lakukan penyiangan ikan dengan
membuang insang,sisik dan isi perut kemudin ikan dibelah menjadi dua atau dalam
bentuk fillet butterfly ikan. Setelah itu lakukan pembuatan larutan dengan
konsentrasi garam dan air sesuai dengan bobot ikan utuh dan berdasarkan rumus
pengenceran. Rendam selama 30 menit angkat dan lakukan proses pengeringan
hingga ikan benar-benar kering. Pada proses pengeringan lakukan pengamatan
berdasarkan waktu yang telah ditentukan dan amati serta catat hasil pengamatan.
KESIMPULAN
Ikan asin merupakan bahan makanan
yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam.
Sehingga bahan awetan ikan asin menjadi salah satu produk yang populer dan
digemari oleh banyak orang khususnya di Indonesia. Namun yang banyak dilakukan
oleh kebanyakan industri rumahan
pembuatan ikan asin relatif sederhana dan tidak dengan perhitungan secara
ilmiah. Dengan demikian praktikum pembuatan ikan asin yang dilakukan ini
memiliki tujuan agar para mahasiswa mengetahui mutu ikan
asin dari perbedaan larutan garam dan jenis ikan dan dihasilkan
ikan asin dengan kosentrasi tertentu dengan kualitas terbaik.
Diharapkan
untuk praktikum selanjutnya akan lebih baik lagi, tertib dan nyaman. Selain itu
kerja sama pihak praktikan dan asisten lebih ditingkatkan lagi guna terciptanya
praktikum yang diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiman, M.S. 2004. Teknik Penggaraman
dan Pengeringan. Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Pemasaran Dalam Negeri.
2012. Warta Pasar Ikan dan Kemandirian Pangan. Dirjen PPHP
Effendi, M.I. 1979. Biologi Perikanan. Yayasan
Pustaka Tama. Yogyakarta.
Ishikawa K.1988. Teknik Penuntun
Pengendalian Mutu (Terjemahan). Di dalam Muhandri T dan D. Kasarisma.
Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor. IPB Press.
Moeljanto R. 1992. Pengawetan dan
Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku
Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan
PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993
Teknologi
desa.Jakarta : Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja,
1983. Seri PengolahanPangan. Hal. 14-16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar