welcome to my blog

welcome to my blog
henitayahya

Minggu, 22 Februari 2015

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA ALAT UKUR DASAR



Laporan Praktikum Fisika
Pengukuran Alat Ukur Dasar
Diajukan untuk Memenuhi  Tugas Praktikum Fisika
Aslab

Disusun oleh :
Henita
444120684
Jurusan Perikanan Ilmu Kelautan
Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2012



Kata Pengantar


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum fisika yang berjudul “Pengukuran Alat ukur Dasar “
            Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada asisten dosen yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan selama praktikum berlangsung.
Penulis menyadari bahwa laporan hasil praktikum ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.Semoga laporan praktikum ini bermanfaat.




Serang,November 2012

                                                                                                               penulis



BAB I
Pendahuluan


1.1    Latar Belakang
Hal yang terpenting bekerja di laboratorium yaitu dengan adanya pengukuran dan pengamatan.Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba.Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.Berbagai jenis termometer dibuat berdasarkan pada beberapa sifat termometrik zat seperti pemuaian zat padat, pemuaian zat cair, pemuaian gas, tekanan zat cair, tekanan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya (radiasi benda) (Setiabudidaya, 2008).
Meskipun ilmu panas berkaitan erat dengan mekanik, sehingga misalnya timbul istilah termodinamika, namun gejala panas bukanlah gejala mekanika; maksudnya, gejala panas diindera melalui perabaan, bukannya melalui penglihatan seperti halnya mekanika.Jadi besaran panas bukanlah besaran mekanis, dan satuan panas bukanlah satuan mekanis.Satuan joule tidak boleh dijadikan satuan tenaga meskipun antara kedua satuan itu ada hubungannya dalam wujud kesetaraan. Seperti dikatakan di atas, keadaan panas diindera melalui perabaan. Dengan meraba dapat ditentukan derajat panas atau suhu atau temperature dua benda secara kualitatif, yakni dapat diketahui bahwa suhu satu benda lebih tinggi atau lebih rendah daripada suhu benda lain (Koestoer, 2008).
Tetapi kepekaan syaraf peraba seperti halnya syaraf pendengaran maupun syaraf penglihatan, amatlah terbatas, tidak mampu membedakan beda suhu yang sedikit saja. Untuk itu perlu diciptakan alat ukur suhu yand dinamakan termometer, yang didasarkan atas perubahan keadaan fisis akibat pemanasan.Termometer air raksa atau cairan lainnya, adalah didasarkan atas pemuaian oleh panas.Termometer tahanan platinum adalah
didasarkan atas perubahan besarnya tahanan listrik akibat pemanasan. Termokopel didasarkan atas mengalirnya arus listrik sekeliling untai yang terdiri atas dua kawat dari bahan lain jenis yang dipersambungkan kedua ujungnya apabila suhu di kedua persambungan itu berbeda (Holman, 2006)
                   Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (1564 – 1642) pada tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop yang berupa labu kosong yang dilengkapi pipa panjang  dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula dipanaskan sehingga udara dalam labu mengembang.Ujung pipa yang terbuka kemudian dicelupkan kedalam cairan berwarna. Ketika udara dalam tabu menyusut, zat cair masuk kedalam pipa tetapi tidak sampai labu. Beginilah cara kerja termoskop. Untuk suhu yang berbeda, tinggi kolom zat cair di dalam pipa juga berbeda.Tinggi kolom ini digunakan untuk menentukan suhu.Prinsip kerja termometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan volume gas dalam labu.Tetapi dimasa ini termometer yang sering digunakan terbuat dari bahan cair misalnya raksa dan alkhohol.Prinsip yang digunakan adalah pemuaian zat cair ketika terjadi peningkatan suhu benda.  Raksa digunakan sebagai pengisi termometer karena raksa mempunyai keunggulan : raksa penghantar panas yang baik, pemuaiannya teratur, titik didihnya tinggi, warnanya mengkilap, dan tidak membasahi dinding, sedangkan keunggulan alkhohol adalah : titik bekunya rendah, harganya murah, dan pemuaiannya 6 kali lebih besar dari pada raksa sehingga pengukuran mudah diamati (Kanginan, 2010).

1.2    Tujuan Praktikum
-          Mampu menggunakan alat ukur yang digunakan dalam praktikum fisika.
-          Mengenal besar ketelitian yang dilakukan saat pengukuran dan alat-alat ukur dasar





BAB II
Tinjauan Pustaka

Suhu adalah besaran termodinamika yang menunjukkan besarnya energi kinetik translasi rata-rata molekul dalam sistem gas, suhu diukur dengan menggunakan termometer. Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau sistem.Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda. Sebagai contoh ketika kita memanaskan sebatang besi, besi akan memuai, begitu pula ketika zat cair. Ketika kita mendinginkan air sampai suhu di bawah nol, air tersebut berubah menjadi es (Cromer, 2006).
            Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik.Dengan demikian sifat termometrik menunjukkan adanya perubahan suatu benda.Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah benda. Berbagai jenis termometer dibuat berdasarkan pada beberapa sifat termometrik zat seperti pemuaian zat padat, pemuaiangas, tekanan zat cair, tekanan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya atau radiasi benda (Cromer, 2006)        
            Skala Celcius didasarkan pada titik beku 00C dan titik didih 1000C.Dengan demikian, terdapat 100 bagian (skala) dalam daerah antara kedua titik referensi ini.Oleh karena itu, satu derajat Celcius adalah 1/100 kali perubahan suhu antara suhu titik beku dan titik didih. Skala Kelvin, berbeda dengan dua skala yang lain, didasarkan pada suhu terendah yang mungkin, yaitu -2730C. Oleh karena itu, skala nol pada skala Kelvin sama dengan -2730C. Biasanya, skala Kelvin disebut sebagai skala mutlak (absolut) atau skala termodinamik.Satuan Kelvin inilah yang digunakan sebagai satuan SI untuk suhu.Untuk mengubah satuan suhu dari skala Celcius ke skala Kelvin atau sebaliknya tentu saja sangat mudah, yaitu hanya dengan menambahkan 273 pada skala Celcius (Kanginan, 2010).
            Jika temperatur diukur dengan beberapa termometer, dan jika setiap termometer menggunakan zat termometrik yang berbeda, pembacaan termometer itu kelihatannya akan identik hanya pada satu titik tetap. Ini karena dalam menera suatu termometer dianggap bahwa sifat termometriknya berubah terhadap temperatur dalam pola yang linear.Hubungan linear demikian hanya berlaku sebagai pendekatan pertama, sifat termometrik setiap zat biasanya berubah terhadap temperatur dalam karakteristik dan caranya sendiri.Oleh karena itu, temperatur yang diukur oleh termometer yang berbeda tidak dapat diharapkan benar-benar berimpit kecuali pada satu titik tetap.Temperatur termodinamik (temperatur mutlak) haruslah tak tergantung pada sifat-sifat sistem tertentu dan temperatur ini didasarkan pada hukum termodinamik kedua.Skala gas ideal menunjukkan temperatur yang berimpit dengan termodinamik (Cromer, 2006).
Adapun dasar dari pada termometri yaitu pengukuran suhu adalah hukum termodinamika ke nol, yang menyatakan bahwa dua benda yang masing-masing dalam keadaan setimbang termis dengan benda yang ketiga, adalah dalam keadaan setimbang termis satu sama lain. Yang dimaksud setimbang termis ialah tidak terjadinya perubahan keadaan fisis bilamana disinggungkan atau disentuhkan atau ditempelkan satu sama lain. Dengan menyatakan kesetimbangan termis sebagai kesamaan suhu, hukum termodinamika ke nol tidak lain menyatakan bahwa dua benda yang suhunya sama dengan suhu benda ketiga, suhunya adalah sama satu sama lain, sehingga jika benda yang suhunya sama harus terbuktikan sama oleh termometer itu (Petrucci, 2006).




BAB III
Metode Praktikum

3.1       Waktu dan Tempat
            Praktikum dilaksanakan pada tanggal 21 november 2012 dsan bertempat di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2       Alat dan Bahan
1. Thermometer.
2. Gelas kimia.
3. Air panas.
3.3       Cara Kerja
            a.         Ambil thermometer skala 0o-100o.
b.         Amati skala maksimum dan skala nilai terkecil ( NST= Nilai Skala Terkecil ) serta pelajari cara membaca skala tersebut.Thermometer tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu benda yang melebihi batas maksimumnya.
            c.         Siapkan air yang telah dipanaskan.
d.         Ukur suhu air yang telah panas,pengukuran dilakukan sampai 5kali pengulangan.Kemudian ungkapkan hasil oengukuran tersebut dengan benar.




BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1 .Hasil
Hasil yang di peroleh setelah air mendapatkan perlakuan di panaskan lalu di ukur suhunya menggunakan thermometer:
No
Percobaan
suhu
waktu
1
percobaan 1
30o
1 sekon
2
percobaan 2
29o
10 sekon
3
percobaan 3
24o
20 sekon
4
percobaan 4
19o
30 sekon
5
percobaan 5
17o
40 sekon








4.2 Pembahasan
            Jadi titik awalnya 10o  dalam Percobaan pertama suhunya naik menjadi 30o dalam waktu satu 1 sekon, dalam Percobaan kedua suhunya naik menjadi 29o dalam waktu 10sekon, dalam Percobaan ketiga suhunya naik menjadi 24odalam waktu 20 sekon, dalam Percobaan keempat suhunya naik menjadi 19o dalam waktu 30 sekon, dalam Percobaan kelima,kelima suhunya naik menjadi 17o dalam waktu 40 sekon.






BAB V
Kesimpulan
Suhu adalah besaran termodinamika yang menunjukkan besarnya energi kinetik translasi rata-rata molekul dalam sistem gas, suhu diukur dengan menggunakan termometer. Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau sistem.Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda. Sebagai contoh ketika kita memanaskan sebatang besi, besi akan memuai, begitu pula ketika zat cair. Ketika kita mendinginkan air sampai suhu di bawah nol, air tersebut berubah menjadi es (Cromer, 2006).




  
Daftar Pustaka
    http://en.wikipedia.org/wiki/Thermometer
      http://iwanmuthohir.blogspot.com/.../laporan-praktikum-agroklimatologi.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar