Laporan Praktikum
Fisika
Pengukuran Alat Ukur
Dasar
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Praktikum Fisika
Aslab
Disusun
oleh :
Henita
444120684
Jurusan Perikanan Ilmu Kelautan
Fakultas Pertanian
Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
2012
Kata Pengantar
Puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum fisika yang berjudul “Pengukuran Alat
ukur Dasar “
Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada asisten dosen yang telah
banyak memberikan pengarahan dan bimbingan selama praktikum berlangsung.
Penulis
menyadari bahwa laporan hasil praktikum ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.Semoga laporan
praktikum ini bermanfaat.
Serang,November
2012
penulis
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Hal yang terpenting bekerja di
laboratorium yaitu dengan adanya pengukuran dan pengamatan.Pengukuran
merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan.
Suhu adalah besaran yang menyatakan
derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu
adalah termometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur
suhu cenderung menggunakan indera peraba.Tetapi dengan adanya perkembangan
teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan
valid.Berbagai jenis termometer dibuat berdasarkan pada beberapa sifat
termometrik zat seperti pemuaian zat padat, pemuaian zat cair, pemuaian gas,
tekanan zat cair, tekanan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap
arus listrik, dan intensitas cahaya (radiasi benda) (Setiabudidaya, 2008).
Meskipun ilmu panas berkaitan erat
dengan mekanik, sehingga misalnya timbul istilah termodinamika, namun gejala
panas bukanlah gejala mekanika; maksudnya, gejala panas diindera melalui
perabaan, bukannya melalui penglihatan seperti halnya mekanika.Jadi besaran
panas bukanlah besaran mekanis, dan satuan panas bukanlah satuan mekanis.Satuan
joule tidak boleh dijadikan satuan tenaga meskipun antara kedua satuan itu ada
hubungannya dalam wujud kesetaraan. Seperti dikatakan di atas, keadaan
panas diindera melalui perabaan. Dengan meraba dapat ditentukan derajat panas
atau suhu atau temperature dua benda secara kualitatif, yakni dapat diketahui
bahwa suhu satu benda lebih tinggi atau lebih rendah daripada suhu benda
lain (Koestoer, 2008).
Tetapi kepekaan syaraf peraba
seperti halnya syaraf pendengaran maupun syaraf penglihatan, amatlah terbatas,
tidak mampu membedakan beda suhu yang sedikit saja. Untuk itu perlu diciptakan
alat ukur suhu yand dinamakan termometer, yang didasarkan atas perubahan
keadaan fisis akibat pemanasan.Termometer air raksa atau cairan lainnya, adalah
didasarkan atas pemuaian oleh panas.Termometer tahanan platinum adalah
didasarkan atas perubahan besarnya tahanan listrik
akibat pemanasan. Termokopel didasarkan atas mengalirnya arus listrik
sekeliling untai yang terdiri atas dua kawat dari bahan lain jenis yang
dipersambungkan kedua ujungnya apabila suhu di kedua persambungan itu
berbeda (Holman, 2006)
Pembuatan
termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (1564 – 1642) pada
tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop yang berupa labu kosong
yang dilengkapi pipa panjang dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula
dipanaskan sehingga udara dalam labu mengembang.Ujung pipa yang terbuka
kemudian dicelupkan kedalam cairan berwarna. Ketika udara dalam tabu menyusut,
zat cair masuk kedalam pipa tetapi tidak sampai labu. Beginilah cara kerja
termoskop. Untuk suhu yang berbeda, tinggi kolom zat cair di dalam pipa juga
berbeda.Tinggi kolom ini digunakan untuk menentukan suhu.Prinsip kerja
termometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan volume gas dalam
labu.Tetapi dimasa ini termometer yang sering digunakan terbuat dari bahan cair
misalnya raksa dan alkhohol.Prinsip yang digunakan adalah pemuaian zat cair
ketika terjadi peningkatan suhu benda. Raksa digunakan sebagai pengisi
termometer karena raksa mempunyai keunggulan : raksa penghantar panas yang
baik, pemuaiannya teratur, titik didihnya tinggi, warnanya
mengkilap, dan tidak membasahi dinding, sedangkan keunggulan alkhohol
adalah : titik bekunya rendah, harganya murah, dan pemuaiannya
6 kali lebih besar dari pada raksa sehingga pengukuran mudah
diamati (Kanginan, 2010).
1.2 Tujuan
Praktikum
-
Mampu menggunakan alat
ukur yang digunakan dalam praktikum fisika.
-
Mengenal besar
ketelitian yang dilakukan saat pengukuran dan alat-alat ukur dasar
BAB II
Tinjauan Pustaka
Suhu adalah besaran termodinamika yang menunjukkan
besarnya energi kinetik translasi rata-rata molekul dalam sistem gas, suhu
diukur dengan menggunakan termometer. Suhu didefinisikan sebagai ukuran
atau derajat panas dinginnya suatu benda atau sistem.Suhu adalah ukuran energi
kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda. Sebagai
contoh ketika kita memanaskan sebatang besi, besi akan memuai, begitu pula
ketika zat cair. Ketika kita mendinginkan air sampai suhu di bawah nol, air
tersebut berubah menjadi es (Cromer, 2006).
Sifat-sifat benda yang
bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik.Dengan
demikian sifat termometrik menunjukkan adanya perubahan suatu benda.Termometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah benda. Berbagai
jenis termometer dibuat berdasarkan pada beberapa sifat termometrik zat seperti
pemuaian zat padat, pemuaiangas, tekanan zat cair, tekanan udara, regangan zat
padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya atau radiasi
benda (Cromer, 2006)
Skala Celcius didasarkan pada titik
beku 00C dan titik didih 1000C.Dengan demikian,
terdapat 100 bagian (skala) dalam daerah antara kedua titik referensi ini.Oleh
karena itu, satu derajat Celcius adalah 1/100 kali perubahan suhu antara suhu
titik beku dan titik didih. Skala Kelvin, berbeda dengan dua skala yang
lain, didasarkan pada suhu terendah yang mungkin, yaitu -2730C. Oleh
karena itu, skala nol pada skala Kelvin sama dengan -2730C.
Biasanya, skala Kelvin disebut sebagai skala mutlak (absolut) atau skala
termodinamik.Satuan Kelvin inilah yang digunakan sebagai satuan SI untuk
suhu.Untuk mengubah satuan suhu dari skala Celcius ke skala Kelvin atau
sebaliknya tentu saja sangat mudah, yaitu hanya dengan menambahkan 273 pada
skala Celcius (Kanginan, 2010).
Jika temperatur diukur dengan
beberapa termometer, dan jika setiap termometer menggunakan zat termometrik
yang berbeda, pembacaan termometer itu kelihatannya akan identik hanya pada
satu titik tetap. Ini karena dalam menera suatu termometer dianggap bahwa
sifat termometriknya berubah terhadap temperatur dalam pola yang
linear.Hubungan linear demikian hanya berlaku sebagai pendekatan pertama, sifat
termometrik setiap zat biasanya berubah terhadap temperatur dalam karakteristik
dan caranya sendiri.Oleh karena itu, temperatur yang diukur oleh termometer
yang berbeda tidak dapat diharapkan benar-benar berimpit kecuali pada satu
titik tetap.Temperatur termodinamik (temperatur mutlak) haruslah tak tergantung
pada sifat-sifat sistem tertentu dan temperatur ini didasarkan pada hukum
termodinamik kedua.Skala gas ideal menunjukkan temperatur yang berimpit dengan
termodinamik (Cromer, 2006).
Adapun dasar dari pada termometri yaitu pengukuran
suhu adalah hukum termodinamika ke nol, yang menyatakan bahwa dua benda yang
masing-masing dalam keadaan setimbang termis dengan benda yang ketiga, adalah
dalam keadaan setimbang termis satu sama lain. Yang dimaksud setimbang termis
ialah tidak terjadinya perubahan keadaan fisis bilamana disinggungkan atau
disentuhkan atau ditempelkan satu sama lain. Dengan menyatakan kesetimbangan
termis sebagai kesamaan suhu, hukum termodinamika ke nol tidak lain menyatakan
bahwa dua benda yang suhunya sama dengan suhu benda ketiga, suhunya adalah sama
satu sama lain, sehingga jika benda yang suhunya sama harus terbuktikan sama
oleh termometer itu (Petrucci, 2006).
BAB
III
Metode
Praktikum
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal
21 november 2012 dsan bertempat di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
3.2 Alat dan Bahan
1. Thermometer.
2. Gelas kimia.
3. Air panas.
3.3 Cara Kerja
a. Ambil
thermometer skala 0o-100o.
b. Amati
skala maksimum dan skala nilai terkecil ( NST= Nilai Skala Terkecil ) serta
pelajari cara membaca skala tersebut.Thermometer tidak dapat digunakan untuk
mengukur suhu benda yang melebihi batas maksimumnya.
c. Siapkan
air yang telah dipanaskan.
d. Ukur
suhu air yang telah panas,pengukuran dilakukan sampai 5kali
pengulangan.Kemudian ungkapkan hasil oengukuran tersebut dengan benar.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1
.Hasil
Hasil
yang di peroleh setelah air mendapatkan perlakuan di panaskan lalu di ukur
suhunya menggunakan thermometer:
No
|
Percobaan
|
suhu
|
waktu
|
1
|
percobaan 1
|
30o
|
1 sekon
|
2
|
percobaan 2
|
29o
|
10 sekon
|
3
|
percobaan 3
|
24o
|
20 sekon
|
4
|
percobaan 4
|
19o
|
30 sekon
|
5
|
percobaan 5
|
17o
|
40 sekon
|
4.2
Pembahasan
Jadi titik awalnya 10o dalam Percobaan pertama suhunya naik menjadi
30o dalam waktu satu 1 sekon, dalam Percobaan kedua suhunya naik
menjadi 29o dalam waktu 10sekon, dalam Percobaan ketiga suhunya naik
menjadi 24odalam waktu 20 sekon, dalam Percobaan keempat suhunya
naik menjadi 19o dalam waktu 30 sekon, dalam Percobaan kelima,kelima
suhunya naik menjadi 17o dalam waktu 40 sekon.
BAB V
Kesimpulan
Suhu
adalah besaran termodinamika yang menunjukkan besarnya energi kinetik translasi
rata-rata molekul dalam sistem gas, suhu diukur dengan menggunakan
termometer. Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya
suatu benda atau sistem.Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang
dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda. Sebagai contoh ketika kita
memanaskan sebatang besi, besi akan memuai, begitu pula ketika zat cair. Ketika
kita mendinginkan air sampai suhu di bawah nol, air tersebut berubah menjadi
es (Cromer, 2006).
Daftar Pustaka
http://en.wikipedia.org/wiki/Thermometer
http://iwanmuthohir.blogspot.com/.../laporan-praktikum-agroklimatologi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar