Selasa,08
Oktober 2014
PEMBUATAN
DENDENG IKAN NILA (Oreochromis
niloticus)
HENITA
4443120684
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ABSTRACT
Jerky is
dried meat slabs by adding a mixture of sugar, salt, and spices – seasonings,
etc. Practical aims to find out the best treatment of Tilapia fish jerky with
different concentration differences. Jerky is one product preservation of meat.
In principle the process of making jerky is the process of preserving meat by
drying by adding preservatives (sugar, salt, saltpeter) and other materials to
obtain desired flavor. Factor – factors affecting drying especially is the
surface area of the material. Thick materials, drying temperature, air flow,
and the vapor pressure in the air.
Keywords : , fish tilapia. jerky, Seasonings,
ABSTRAK
Dendeng
adalah lembaran daging yang dikeringkan dengan menambahkan campuran gula,
garam, serta bumbu – bumbu lain. Praktikum ini bertujuan mengetahui dendeng
ikan nila perlakuan terbaik dengan perbedaan konsentrasi yang berbeda.Dendeng
merupakan salah satu produk awetan dari daging. Pada prinsipnya proses
pembuatan dendeng adalah merupakan proses pengawetan daging dengan cara
pengeringan dengan menambah bahan pengawet (garam, gula, sendawa) dan bahan
lain untuk memperoleh rasa diinginkan. Faktor
–faktor yang mempengaruhi
pengeringan terutama adalah luas permukaan bahan. Tebal bahan, suhu
pengeringan, aliran udara, dan tekanan uap di udara.
Kata kunci : bumbu,
dendeng, ikan nila.
PENDAHULUAN
Dendeng merupakan salah satu produk awetan
daging tradisional yang sangat populer di Indonesia. Dendeng adalah lembaran
daging yang dikeringkan dengan menambahkan campuran gula, garam, serta bumbu –
bumbu lain. Dendeng sebagai salah satu makanan tradisional punya peran berarti
dalam perbaikan gizi masyarakat selain mengandung protein tinggi, dalam dendeng
terdapat beberapa kandungan mineral seperti kalsium, fosfor dan besi. Masa
simpannya yang lebih lama dibanding daging sapi, membuat dendeng dapat
dikonsumsikan kedaerah – daerah yang sangat kurang makanan.Dendeng dapat dibuat
dari berbagai jenis daging ternak. Namun yang umumnya dijumpai dipasaran adalah
dendeng sapi. Belakangan ini juga mulai dikenal dendeng ikan, udang, bekicot,
dan bahkan keong mas.Jenis ikan yang biasa dioleh menjadi dendeng adalah ikan
air tawar (mujair, nila, dan belut) dan ikan air laut (Japuh, kuning, tembang,
kakap dan layaran).
Pada
proses pembuatan dendeng, umumnya ditambahkan bumbu – bumbu seperti lengkuas,
ketumbar, bawang merah, lada dan bawang putih. Selain itu juga tambahkan gula
dan garam. Penambahan gula kelapa dan rempah – rempah pada dendeng memberikan
sifat flavor yang khas. Dengan demikian, dendeng dapat dibedakan dengan produk
tradisional daging semi basah lain, seperti pemmican, biltong, dan jerky.
Dendeng merupakan hasil industri rumah tangga yang diterima luas oleh seluruh
lapisan masyarakat Indonesia. Produk sejenis dendeng juga dihasilkan dinegara –
negara lain di Asia. Prinsip pembuatan dendeng
adalah substitusi air dari bahan dengan bumbu pengawet, untuk memperpanjang
daya tahan sebagian air harus dihilangkan misalnya dengan pengeringan bahan
pada pembuatan dendeng.
Dengan
demikian prinsip pembuatan olahan dendeng ini adalah merupakan salah satu cara
untuk memperpanjang daya simpan dan menambah nilai jual dari poduk tersebut. Sehingga
hal ini sangat penting diketahui bagi kita terutama seorang praktikan jurusan
perikanan sebagai seorang akademisi dan merupakan ranah bidang ilmu pengetahuan kita.
Adapun tujuan dalam praktikum ini ialah
mengetahui dendeng ikan nila perlakuan terbaik dengan perbedaan konsentrasi
yang berbeda.
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi ikan nila (Oreochromis
niloticus)
Ikan nila didatangkan ke Indonesia secara
resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969, bibit ikan
nila yang ada di Indonesia berasal dari Taiwan adapun dengan ciri berwarna
gelap dengan garis-garis vertikal seanyak 6-8 buah dan Filipina yang berwarna
merah (Suyanto 1998).
Menurut Saanin (1982), klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Osteichtes
Sub Kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphii
Sub Ordo : Percoidae
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Ikan nila merupakan ikan omnivora yang memakan fitoplankton, perifiton, tanaman air, avertebrata kecil, fauna bentik, detritus, dan bakteri yang berasosiasi dengan detritus. Ikan nila dapat menyaring makanannya dengan menangkap partikel tersuspensi, termasuk fitoplankton dan bakteri, pada mukus yang terletak pada rongga buccal. Tetapi sumber nutrisi utama ikan nila diperoleh dengan cara memakan makanan pada lapisan perifiton (FAO 2006).
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Osteichtes
Sub Kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphii
Sub Ordo : Percoidae
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Ikan nila merupakan ikan omnivora yang memakan fitoplankton, perifiton, tanaman air, avertebrata kecil, fauna bentik, detritus, dan bakteri yang berasosiasi dengan detritus. Ikan nila dapat menyaring makanannya dengan menangkap partikel tersuspensi, termasuk fitoplankton dan bakteri, pada mukus yang terletak pada rongga buccal. Tetapi sumber nutrisi utama ikan nila diperoleh dengan cara memakan makanan pada lapisan perifiton (FAO 2006).
Habitat ikan nila
Nila memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya, sehingga
dapat dipelihara di dataran rendah yang berair payau hingga di daratan tinggi
yang berair rawa. Habitat hidup ikan ikan ini cukup beragam, bisa disungai,
danau, waduk, rawa, sawah, kolam ataupun tambak. Ikan ini dapat tumbuh secara
normal pada kisaran suhu 14-38oC akan tetapi pada suhu 6o
atau 42oC ikan ini akan mengalami kematian (Khairuman, 2002). Selain
suhu, faktor lain yang bisa mempengaruhi kehidupan ikan ini adalah salinitas
atau kadar garam. Nila bisa tumbuh dan berkembang biak diperairan dengan
salinitas 0-29 ppt. ikan ini masih bisa tumbuh, tetapi tidak dapat bereproduksi
di perairan dengan salinitas 29-35 ppt. Ikan yang masih kecil biasanya lebih
cepat menyesuaikan diri terhadap kenaikan salinitas dibandingkan dengan nila
yang berukuran besar.
Komposisi ikan nila
Komposisi ikan nila dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Komponen
|
Jumlah
|
Kalori
|
84 kal
|
Protein
|
18,2 g
|
Lemak
|
0,7 g
|
Kolesterol
|
44 g
|
Zat besi
|
0,4 g
|
Pengolahan dendeng
ikan nila
Teknik
pengolahan ikan, dengan berbagai cara antara lain pengolahan ikan Nila menjadi
Dendeng, Ikan asin, daging ikan nila sering pula dijadikan fillet, kerupuk ikan dan olahan hasil
lainnya.
Dendeng
merupakan salah satu produk awetan dari daging. Pada prinsipnya proses
pembuatan dendeng adalah merupakan proses pengawetan daging dengan cara pengeringan
dengan mmbah bahan pengawet (garam, gula, sendawa) dan bahan lain untuk
memperoleh rasa diinginkan.Daging yang dipakai untuk dendeng pada umumnya
daging sapi, kerbau, dan ayam. Dendeng merupakan salah satu makanan yang sudah populer
dan banyak dinikmati masyarakat. Dikalangan tertentu masyarakat beranggapan
harganya yang cukup mahal untuk itu perlu variasi dari bahan kami seperti ikan,
sehingga harga lebih terjangkau pada masyarakat umum.Kualitas dendeng
dipengaruhi oleh jenis daging dan lamanya perendaman didalam bumbu. Lama
perendaman berfungsi untuk meresapkan bumbu masuk kedalam daging.
Definisi
bumbu-bumbu
Bumbu adalah suatu bahan untuk
mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami. Pengaroma adalah
suatu bahan untuk menambah aroma baru pada makanan yangdapat mengubah pengaroma
asli.
METODOLOGI
Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil
Perairan kali ini yang berjudul “Pembuatan Dendeng Ikan Nila ” dilaksanakan
pada hari rabu, tanggal 8 Oktober 2014
pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB di laboratorium TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil
Perairan) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat
yang digunakan diantaranya yaitu Pisau, nampan, timbangan elektrik, ulekan,
baskom, mangkok, talenan.Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum
ini, yaitu 2 ekor Ikan
nila, garam, ketumbar, gula merah, asam jawa, lengkuas dan bawang putih.
Pada pembuatan
dengeng ikan nila langkah pertama ialah siapkan alat dan bahan. Kemudian ikan
dilakukan perlakuan penyiangan dan memebentuk fillet butterfly. Lakukan
pencucian dan ikan kemudian ditimbang. Persiapan bumbu-bumbu dengan konsentrasi
takaran bumbu yang sama perkelompok. Namun yang memebedakan perklelompok ialah
dengan konstrasi bawang putih yang digunakan berbeda-beda masing-masing
kelompok. Setelah itu lakukan pembacaman (ikan nila dicampur dan direndam dalam bumbu selama 16 jam).
Perlakuan yang terakhir adalah pengeringan hingga kering dan mengeras. Dalam
proses pengeringan lakukan pengamatan dari segi tekstur,aroma dan rasa serta
kenampakan tulis dan amati.
Diagram alir
Siapkan alat dan bahan
ikan nila disiangi(butterfly)
ikan dicuci
ikan ditimbang
pembuatan bumbu-bumbu
pembacaman (ikan nila dicampur dan
direndam dalam bumbu selama 16 jam)
pengeringan selama 12 jam
lakukan pengamatan
KESIMPULAN
Praktikum ini bertujuan
mengetahui dendeng ikan nila perlakuan terbaik dengan perbedaan konsentrasi
yang berbeda.Dendeng
merupakan salah satu produk awetan dari daging. Pada prinsipnya proses
pembuatan dendeng adalah merupakan proses pengawetan daging dengan cara pengeringan
dengan menambah bahan pengawet (garam, gula, sendawa) dan bahan lain untuk
memperoleh rasa diinginkan. Faktor –faktor yang mempengaruhi pengeringan terutama
adalah luas permukaan bahan. Tebal bahan, suhu pengeringan, aliran udara, dan
tekanan uap di udara. Untuk mempercepat pengeringan biasanya bentuk bahan
dipotong tipis atau lebar karena pangan yang banyak mengandung gula atau zat
terlarut berberat molekul rendah akan memperlambat pengeringan (Palungkun
dan Budhiarti, 1995).
Dalam melakukan
praktikum sebaiknya disiplin dan selalu berhati-hati bagi setiap praktikan dan
selalu menjaga kordinasi antara praktikan dan asisten guna tercipta praktikum
yang baik dan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiman,
M.S. 2004. Teknik Penggaraman dan Pengeringan. Departemen Pendidikan Nasional.
Damanhuri. 1980. Diktat Fishing Ground. Bagian
Teknik Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang.
Effendi, M.I. 1979. Biologi Perikanan. Yayasan
Pustaka Tama. Yogyakarta.
Ishikawa
K.1988. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu (Terjemahan). Di dalam Muhandri
T dan D. Kasarisma. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor. IPB Press.
Moeljanto
R. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Musbir, at al. 2006. Pendugaan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad
Ikan Kembung Rastreliger kanagurta Di Perairan Laut Flores. Sulawesi Selatan. J. Sains & Teknologi, April 2006, Vol. 6 No. 1: 19
– 26.
Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku
Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan
PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993
Pengolahan ikan.Subang : Balai
Pengembangan Teknologi Tepat Guna,
Puslitbang Fisika Terapan-LIPI,
1990. Hal. 26-34.
Teknologi
desa.Jakarta : Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja,
1983. Seri PengolahanPangan. Hal. 14-16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar