B.Jenis komoditi Bandeng
Ikan bandeng merupakan adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara.
Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae. Mereka
hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan cenderung berkawanan di sekitar
pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup
di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau, dan
kadangkala danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa
dan bisa berkembang biak. Satu jenis ikan
penghasil protein hewani yang tinggi.Usaha intensifikasi budidaya perlu
dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan budidaya tradisional.
Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi
baru. PT.NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip
K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).
I.
Sifat Biologis.
Bandeng termasuk golongan ikan herbivora,yaitu bangsa
ikan yang mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada
usia 5 - 6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif.
II.
Penyediaan
Benih.
Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan
mutu yang baik dilakukan dengan sistem pembenihan yang intensif pada
kolam-kolam khusus, yaitu kolam pematangan induk, pemijahan, peneneran dan
kolam pembesaran.
Dalam pembenihan bandeng langkah yang dilakukan adalah
:
1. Pemilihan induk yang unggul . Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya
kepada keturunannya,Ciri-cirinya : bentuk normal, perbandingan panjang dan
berat ideal. Ukuran kepala relatif kecil, dintara satu peranakan pertumbuhannya
cepat. Susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka gerakan lincah
dan normal umur antara 4-5tahun.
2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan penggunaan hormone LHRH
(Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui suntikan.`
3. Memijahkan. Pemijahan
adalah pencampuran induk jantan dan berina yang telah matang sel sperma dan sel
telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah
berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan
terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan.
4. Penetasan. Telur yang
mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 - 26 jam dari awal pemijahan. Telur
yang telah menetas akan menjadi larva yang masih mempunyai cadangan makanan
dari kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi pakan hingga umur 2 hari.
5. Merawat benih. Setelah
berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan nener . Di kolam ini
larva diberi pakan alami berupa plankton. Penumbuhan plankton dilakukan dengan
pemupukan dan pengapuran. Pemupukan yang tepat adalah dengan pupuk TON (TAMBAK
ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung berbagai unsur mineral penting untuk
pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga
dilengkapi dengan asam humat dan sulfat yang mempu memperbaiki tekstur dan
meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr
(2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air. Waktu peneneran 8 minggu.
Pakan yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein 30%. Untuk menambah
nutrisi pakan pencampuiran pakan dengan NASA dengan dosis 2 - 5 /kg pakan
sangat diperlukan, karena NASA mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S
dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan
kesehatan nener.
Harga pasarnya adalah sedangkan alur pasar yang
digunakan adalah di Kota Serang, Kabupaten Serang, Pandeglang, Kabupaten
Tangerang dan diberbagai kota-kota lainnya Kandungan
Gizi dalam Bandeng.
·
Nutrisi dan
Kalori Kadar air (gram per 100g) 70,85
·
Kandungan
kalori Makanan (kkal per 100g/3.5oz) 148
·
Kadar
protein (gram per 100g) 20,53
·
Kadar lemak
(lipid) (gram per 100g) 6,73
·
Kadar abu
(gram per 100g) 1.14
·
Karbohidrat
konten (gram per 100g) 0
·
Dietary
Fiber konten (gram per 100g) 0
·
Kadar gula
(gram per 100g) N / AMineral Nutrisi dalam Bandeng
·
Kalsium
(Ca) content (mg per 100g) 51
·
Besi (Fe)
(mg per 100g) 0,32
·
Magnesium
(Mg) konten (mg per 100g) 30
·
Fosfor (P)
content (mg per 100g) 162
·
Kalium (K)
konten (mg per 100g) 292
·
Natrium
(Na) kadar (mg per 100g) 72
·
Seng (Zn)
(mg per 100g) 0,82
·
Tembaga
(Cu) kadar (mg per 100g) 0,034
·
Mangan (Mn)
(mg per 100g) 0.02
·
Selenium
(Se)content (μ per 100g) 12,6
·
Vitamin
Nutrisi dalam Bandeng Vitamin C (Ascorbic Acid) kadar (mg per 100g) 0
·
Konten
thiamin (vitamin B-1) (mg per 100g) 0,013
·
Riboflavin
konten (vitamin B-2) (mg per 100g) 0,054
·
Konten
Niacin (vitamin B-3) (mg per 100g) 6,44
·
Asam
pantotenat konten (vitamin B-5) (mg per 100g) 0,75
·
Vitamin B-6
konten (mg per 100g) 0,423
·
Folat
konten (mg per 100g) 16
·
Asam Folat
konten (mg per 100g) 0
·
Makanan
konten Folat (mg per 100g) 16
·
Folat
konten (DFE per 100g) 16
·
Vitamin
B-12 konten (mg per 100g) 3.4
·
Vitamin
Akonten(mg per 100g) 100
·
Vitamin A
konten (Int. Unit, IU, per 100g) 30
·
Retinolkonten
(mg per 100g) 30
·
Vitamin E
(alfa-tokoferol) konten (mg per 100g) N / A
Rintisan usaha
perikanan untuk potensi kesejahteraan bagi daerah pesisir. Untuk memberikan
contoh kepada masyarakat setempat/sekitar tentang bagaimana menciptakan
lapangan pekerjaan alternative (baru) ataupun sekedar sebagai usaha
sampingan untuk meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan dengan cara
memanfaatkan waktu luang sembari mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya
alam yang ada. Karena sejauh ini belum ada warga setempat yang tergerak dan
sungguh-sungguh ingin mengembangkan usaha budi daya perikanan sistem.
makasih
BalasHapus