Prak Kesehatan Ikan ke-4 Selasa, 11 November 2014
Asisten
Lab :
PERHITUNGAN
HEMATROKIT PADA IKAN LELE
Henita
4443120684
Kelompok : 3
Shift : 2
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ABSTRAK
Praktikum Kesehatan Ikan kali ini yang
berjudul berjudul “Perhitungan Hematrokit pada Ikan Lele” dilaksanakan pada
hari rabu, tanggal 11 November 2014
pukul 15.00 sampai dengan 17.00 WIB di Laboratorium BDP (Budidaya Perairan )
Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. tujuan dalam praktikum
ini ialah untuk mengetahui presentasi zat padat dalam darah terhadap cairan
darah ikan lele. Perhitungan pada percobaan
ini hematrokit ikan lele sebanyak 23,08 % menunjukan bahwa ikan kekurangan
erirtosit dan dapat disimpulkan ada kemungkinan ikan lele yang digunakan
terkena gangguan kesehatan atau sedang sakit. pengulangan yang kedua tidak
dapat dilakukan perhitungan kerena terdapat kesalahan dalam perlakuaan.
Kesalahan tersebut diduga karena tehnik penutupan mikrohematrokit terlepas dan
menyebabkan darah keluar atau habis pada saat dimasukan dalam alat centrifuse.
Kata
kunci : darah, hematrokit,ikan
lele
PENDAHULUAN
Sistem peredaran darah pada semua organisme merupakan
proses fisiologis yang sangat penting. Untuk melakukan aktivitas, sel jaringan,
maupun organ membutuhkan nutrisi dan oksigen. Bahan-bahan ini dapat disuplai
hanya bila peredaran darah berjalan normal. Karenanya, semua semua fungsi dari setiap organ dalam tubuh
kadang-kadang dapat dilihat pada darah. Darah
diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah oleh pemompaan jantung. Darah
pada umumnya terdiri dari plasma, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan sel darah pembeku (trombosit).
Pada
ikan fungsi darah sama halnya dengan mahluk hidup lain seperti manusia dan
hewan darat, darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh,
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ
yang memerlukan. Pertukaran oksigen terjadi dari air dengan karbondioksida
terjadi pada bagian semipermeable yaitu pembuluh darah yang terdapat di daerah
insang. Selain itu, di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang
bernitrogen. Ulasan peripheral darah ikan yang sehat menunjukkan jumlah sel
darah merah yang lebih besar dibandingkan sel-sel darah lainnya seperti
limfosit, neutrofil (leukosit dengan polimorfonukleat), monosit, dan trombosit.
Munculnya
penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi kompleks atau tidak
seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (ikan) yang
lemah, patogen yang ganas serta kulitas lingkungan yang memburuk (Fujaya 2004).
Pengetahuan tentang perhitungan hematrokit pada darah yaitu angka yang
menunjukan presentasi zat padat dalam daerah
terhadap cairan darah. Dalam skala budidaya perhitungan hematrokit berfungsi
dalam mengdiagnosa apakah ikan yang dibudidayakan termasuk katagori ikan yang
sakit atau sehat. Sehingga salah satu bentuk praktikum inilah membantu
khususnya masiswa jurusan perikanan dalam mengetahui presentasi zat padat pada
cairan darah yang kelak dapat diimplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan
dalam praktikum ini ialah untuk mengetahui presentasi zat padat dalam darah
terhadap cairan darah ikan lele.
METODOLOGI
Praktikum
Kesehatan Ikan kali ini yang berjudul “Perhitungan Hematrokit pada Ikan Lele”
dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 11
November 2014 pukul 15.00 sampai dengan 17.00 WIB di Laboratorium BDP (Budidaya
Perairan ) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat
yang digunakan diantaranya yaitu syringe, centrifuse,
lilin mainan, baskom, cawan petri. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada
praktikum ini, yaitu ikan
lele dan cairan anti koagulan.
Prosedur
kerja dalam pengukuran hematrokit ikan lele yaitu langkah pertama ambil anti
koagulan dengan menggunakan syringe sebanyak 1 ml kemudian
suntikan kepada daerah vertebratae untuk menggambil daarah ikan. Fungsi koagulan
mencegah agar darah tidak menggumpal. Setelah darah diambil secukupnya darah
ditaruh pada cawan petri dan masukan pada mikroheomatrokit tutup bagian atas
dan bawah dengan menancapkan pada lilin mainan. Lalu masukan kedalam centrifuse
selama 10 menit hitung dan amati hal yang terjadi.
Diagram alir
Siapkan alat dan bahan
pengambilan darah (hematrokit) pada
ikan lele
Ambil koagulan menggunakan sirink
suntikan pada bagian vertebratae ikan
lele
ambil darah dengan mikroheamotrokit
tusukan pada lilin
masukan pada centrifuse (100 ppm selama 5 menit)
amati dan hitung hasil pengamatan
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
pengukuran hematrokit ikan lele yang diperoleh kelompok 3 yaitu sebagai
berikut:
Jenis dan
Berat ikan
|
Ulangan
|
Panjah darah
awal
|
Panjah darah
Eritrosit
|
Hasil
perhitungan
|
Lele (Clarias sp.)
238 gram
|
1.
|
2,6 cm
|
0, 6 cm
|
|
2.
|
3,8 cm
|
-
|
-
|
Rumus :
Parameter yang dapat dijadikan acuan dalam
mendiagnosa ganguan kesehatan ikan salah satunya adalah darah. Darah akan
mengalami perubahan yang serius khususnya apabila terkena penyakit infeksi. Menurut
Lagler et al., (1977) dalam Dopongtonung (2008), parameter darah yang dapat
memperlihatkan adanya gangguan yaitu nilai hematokrit, hemoglobin, jumlah
eritrosit (sel darah merah), dan jumlah leukosit (sel darah putih).
Berdasarkan jurnal ilmiah
yang disusun oleh Sastradipraja et.al., (1989) dalam Mulyani (2006),
menjelaskan bahwa sel darah merah (eritrosit) mengandung hemoglobin dan kadar
hemoglobin dalam darah ikan berkaitan dengan jumlah eritrosit. Parameter yang
berpengaruh terhadap pengukuran volume eritrosit adalah hematokrit. Hematokrit
menyatakan perbandingan antara volume sel dan plasma darah. Hematokrit
merupakan salah satu indikator untuk menduga efek stress lingkungan bagi
kesehatan ikan (Kuswardani 2006).
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh kelompok 3 dalam
pengukuran persentasi hematrokit ikan, dengan panjang sempel darah pada
mikroheamatrokit 2,6 cm setelah dimasukan dalam centrifuse maka volume dalam
mikroheamatrokit menjadi 0, 6 cm eritrosit diperoleh perhitungan hematrokit
sebanyak 23,08 %. Perhitungan menunjukan bahwa jika perhitunagan dengan nilai rata-rata antara 30-60 % maka
kandungan eritrrosit pada ikan relatif bagus dan ikan termasuk dalam keadaan
sehat,sedangkan jika dibawah 30% ikan dinyatakan kekurangan eritrosit dan jika
diatas 60 % maka ikan kelebihan eritrosit. Perhitungan pada percobaan ini
hematrokit ikan lele sebanyak 23,08 % menunjukan bahwa ikan kekurangan
erirtosit dan dapat disimpulkan ada kemungkinan ikan lele yang digunakan
terkena gangguan kesehatan atau sedang sakit.
Namun pada pengulangan yang
kedua dengan volume sampel yang lebih banyak yaitu 3,8 cm presentasi hematrokit tidak dapat dilakukan perhitungan
kerena terdapat kesalahan dalam perlakuaan. Kesalahan tersebut diduga karena
tehnik penutupan bagian atas dan bawah mikrohematrokit terlepas dan menyebabkan
darah keluar atau habis pada saat dimasukan dalam alat centrifuse.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Hematokrit merupakan salah
satu indikator untuk menduga efek stress lingkungan bagi kesehatan ikan.
Perhitungan pada percobaan ini hematrokit ikan lele sebanyak 23,08 % menunjukan
bahwa ikan kekurangan erirtosit dan dapat disimpulkan ada kemungkinan ikan lele
yang digunakan terkena gangguan kesehatan atau sedang sakit. Jika perhitunagan dengan nilai rata-rata antara 30-60 % maka
kandungan eritrrosit pada ikan relatif bagus dan ikan termasuk dalam keadaan
sehat,sedangkan jika dibawah 30% ikan dinyatakan kekurangan eritrosit dan jika
diatas 60 % maka ikan kelebihan eritrosit. Namun pada pengulangan yang kedua
tidak dapat dilakukan perhitungan kerena terdapat kesalahan dalam perlakuaan.
Kesalahan tersebut diduga karena tehnik penutupan bagian atas dan bawah
mikrohematrokit terlepas dan menyebabkan darah keluar atau habis pada saat
dimasukan dalam alat centrifuse.
Dalam melakukan
praktikum sebaiknya disiplin dan selalu berhati-hati bagi setiap praktikan dan
selalu menjaga kordinasi antara praktikan dan asisten guna tercipta praktikum
yang baik dan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Alamanda et al, 2007. Penggunaan metode
hematologi dan pengamatan endoparasit darah untuk penetapan kesehatan ikan lele
dumbo ( Clarias gariepinus) di kolam
budidaya desa mangkubumen boyolali. Jurnal Boidiversitas. 8 : 34 – 38.
Dopongtonung, A. 2008. Gambaran
Darah Ikan Lele (Clarias spp.) yang Berasal Dari Daerah Laladon-Bogor. Skripsi.
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Effendie, M. I. 1997. Biologi perkanan. Yayasan Pustaka nusantara.
Yogyakarta. 163 hal.
Fujaya, Yushinta. 2004.
Fisiologi Ikan. Jakarta.
Rineka Cipta Kuswardani, Y. 2006.
Pengaruh pemberian Resin Lebah Terhadap Gambaran Darah Maskoki Carassius
auratus Yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila . Skripsi .
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Mulyani, S. 2006. Gambaran Darah
Ikan Gurame Osphronemus gouramy Yang Terinfeksi
Cendawan Achlya sp. pada Kepadatan 320 dan 720 Sppora per mL. Skripsi . Program
Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Purwanto, A. 2006. Gambaran Darah Ikan Mas Cyprinus carpio Yang
Terinfeksi Koi Herpes Virus. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar