welcome to my blog

welcome to my blog
henitayahya

Kamis, 13 November 2014

Pengaruh Bahan Antimikroba Alami terhadap Pertumbuhan Bakteri



Praktikum ke-7                                     MK : Mikrobiologi Perairan
Hari/tanggal : Rabu,21 Mei 2014        Nama Asisten : Nidatul Jannah

Pengaruh Bahan Antimikroba Alami terhadap Pertumbuhan Bakteri
 
Nama : Henita
(4443120684)

PERIKANAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014

ABSTRAK
            Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan tanaman yang berpotensi menjadi obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung senyawa yang bersifat antimikroba seperti bawang merah,bawang putih,daun sirsak,daun sirih,daun jombang,jambu biji. Sejumlah tanaman mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik (penghambat pertumbuhan bakteri).Dan tujuan praktikum ini ialah mengamati pengaruh berbagai bahan antimikroba alami terhadap viabilitas bakteri. Berdasarkan uji pengaruh antibiotik bahan alami yang digunakan pada praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel hasil rata-rata diameter daerah bening yang timbul kisaran 0,1 sampai dengan 0,5 cm. Salah satu kandungan kimia sirsak yang berperan penting untuk obat adalah flavonoid berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan menggangu fungsi organisme seperti bakteri atau virus (Subroto dan Saputro, 2006).Sebagai contoh flavonoid dapat menyebabkan rusaknya susunan dan perubahan mekanisme permeabilitas dari dinding sel bakteri.
Kata kunci :antimikroba alami,bakteri,flavonoid


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aktivitas mikroorganisme dipengaruhi oleh lingkungan. Perubahan yang terjadi di dalam lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroorganisme. Beberapa golongan sangat tahan terhadap perubahan lingkungan, sehingga cepat dapat menyesuaikan diri dengan kondisi baru. Ada pula golongan mikroorganisme yang sama sekali peka terhadap perubahan lingkungan sehingga tidak dapat menyesuaikan diri. Faktor lingkungan penting artinya dalam usaha mengendalikan kegiatan mikroorganisme, baik untuk kepentingan proses ataupun pengendalian (Suriawiria 2008).
Antibiotik merupakan produk metabolit yang dihasilkan suatu mikroorganisme tertentu, yang dalam jumlah amat kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain. Dengan perkataan lain, antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang menghambat mikroorganisme lain. Cara kerja zat-zat kimia dalam menghambat atau mematikan mikroorganisme itu berbeda-beda, beberapa diantaranya adalah mendenaturasi protein, merusak membran, mengganggu sintesis protein serta menghambat pembentukan dinding sel.
Beberapa bahan kimia seperti senyawa fenol, alkohol, formalin, dan lain-lain diketahui dapat menghambat atau mematikan mikroorganisme. Selain bahan kimia seperti fenol,alkohol,formalin ada beberapa bahan antibiotik dari bahan alami yang dapat menghambat dan mematikan mikroorganisme seperti halnya bakteri. Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan tanaman yang berpotensi menjadi obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung senyawa yang bersifat antimikroba.Bahan tersebut biasanya merupakan tanaman obat tradisional seperti bawang merah,bawang putih,daun sirsak.daun sirih,daun jombang,jambu biji dan lain sebagainya. Sejumlah tanaman mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik (penghambat pertumbuhan bakteri). Jika dikaitkan dalam bidang perikanan beberapa tanaman obat ini menjadi alternatif dalam mengatasi penyakit pada ikan misal dalam skala budidaya. Salah satu alternatif penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan menggunakan tanaman obat. Fitofarmaka yang dapat dijadikan pengganti antibiotik untuk mengatasi penyakit ikan air tawar adalah bawang putih (Allium sativum),dan daun ketapang (Termmalia cattapa). Bahan lain yang dijadikan bahan antibiotik adalah daun sirih (Piper betle L), daun jambu biji (Psidium guajava L), jombang (Taraxacum officinale) dan daun sambiloto (Androgaphi spaniculata). Dari beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air tawar. Zainal mengatakan bahwa fitofarmaka untuk budidaya ikan tropis tawar di Indonesia memiliki beberapa keuntungan. dari beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air tawar. Pertama, fitofarmaka menjadi bahan alami pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit yang disebabkan bakteri. Kedua, fitofarmaka merupakan bahan ramah lingkungan, mudah hancur, dan tidak menimbulkan residu pada ikan dan manusia. Ketiga, bahan fitofarmaka mudah diperoleh dan tersedia cukup banyak. Keempat, fitofarmaka harganya ekonomis, dan sangat murah.Sehingga praktikum mengenai pengaruh bahan antibiotik alami terhadap pertumbuhan bakteri sangat perlu dilakukan agar mahasiswa perikanan khususnya mengetahui dampak-dampak dan manfaat dari bahan-bahan antibiotik alami tersebut dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan
            Adapun tujuan dalam praktikum ini ialah mengamati pengaruh berbagai bahan antimikroba alami terhadap viabilitas bakteri.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
            Praktikum Mikrobiologi Perairan kali ini yang berjudul ‘Pengaruh Bahan Antimikroba terhadap Pertumbuhan Bakteri“dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 21 Mei2014 pukul 08.00 sampai dengan 10.00 WIB di laboratorium TPHP(Teknologi Penangkapan Hasil Perairan) fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat dan Bahan
            Alat-alat yang digunakan diantaranya yaitu pembakar spirtus(bunsen),tusuk sate,cawan petri,tabung reaksi, batang penyebar,pipet steril, pinset,coek, adapun bahan yang digunakan yaitu media biakan TSB, larutan larfis,biakan cair Aeromonas sp dan Bacillus sp, kunyit, bawang merah,bawang putih,daun sirsak,dan daun sirih.

Prosedur Kerja
            Prosedur kerja dalam pengaruh bahan antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri ambil 0,1 ml suspensi bakteri,teteskan pada media TSA,sebar secara merata dengan batang penyebar ,beri label pada cawan petri untuk menentukan titik pemberian antimikroba, kemudian Celupkan tusuk sate antimikroba alami masing masing kelompok untuk kelompok 4 daun sirsak. Tusuk dengan pelan pada media TSA cawan petri per kuadran 1,2,3,4(masing-masing 1 tusuk sate) sedangkan pada titik tengah kuadran tusuk menggunakan tusuk sate dengan mencelupkanya terlebih dahulu pada larutan larvis. Inkubasi selama 24 jam (amati pertumbuhan bakteri yang terjadi dan ukur diamter daerah bening yang timbul.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel Hasil Pengamatan Praktikum Mikrobiologi Perairan: Pengaruh Bahan Antimikroba Alami Terhadap Pertumbuhan Bakteri:
Kelompok
Bahan Antimikroba
Cawan Petri
Diameter Daerah Bening Yang Timbul
1
Bawang Putih
1
0,3 cm
2
-
2
Bawang Merah
1
0,4 cm
2
-
3
Kunyit
1
0,1 cm
2
0,1 cm (terkontaminasi)
4
Daun Sirsak
1
0,1 cm; 0,2 cm
2
-
5
Sereh
1
0,2 cm
2
-          (terkontaminasi) berwarna hijau
6
Kunyit
1
0,3 cm; 0,5 cm (terkontaminan)
2
-          (terkontaminan)

Pembahasan
     Zat antimikroba atau antibakteri adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme (microbicidal) atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme (microbiostatic) (Agus, 2012). Cara kerja zat-zat kimia dalam menghambat atau mematikan mikroorganisme itu berbeda-beda, beberapa diantaranya adalah mendenaturasi protein, merusak membran, mengganggu sintesis protein serta menghambat pembentukan dinding sel.
Berdasarkan uji pengaruh antibiotik bahan alami yang digunakan pada praktikum kali ini dengan menggunakan tanaman obat seperti kunyit, bawang merah, bawang putih,un sirsak dan daun sirih dapat dilihat pada tabel diatas ratarata diameter daerah bening yang timbul kisaran 0,1 sampai dengan 0,5 cm pada tiap cawan petri pada masing-masing bahan uji. Sedangkan khusus untuk kelompok yang kami lakukan menggunakan daun sirsak sebagai bahan antibiotik alami serta pengaruhnya pada pertumbuhan bakteri. Didapatkan hasil pada cawan petri 1 dan 2 diameter daerah bening yang timbul yaitu 0,1 dan 0,2 cm.
Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah jenis tanaman dari familia Annonaceae yang mempunyai manfaat besar bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai tanaman buah yang syarat dengan gizi dan merupakan bahan obat tradisional yang memiliki multikhasiat. Salah satu kandungan kimia sirsak yang berperan penting untuk obat adalah flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder dan keberadaannya pada daun tanaman dipengaruhi oleh proses fotosintesis sehingga daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid dan pada praktikum ini menggunakan daun sirsak yang sudah tua. Flavonoid merupakan senyawa bahan alam dari golongan fenolik (Markham, 1988 dalam Sjahid 2008). Dalam kebanyakan kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan menggangu fungsi organisme seperti bakteri atau virus (Subroto dan Saputro, 2006).Sebagai contoh flavonoid dapat menyebabkan rusaknya susunan dan perubahan mekanisme permeabilitas dari dinding sel bakteri, sedangkan alkaloid diduga dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga dinding sel tidak terbentuk atau tidak terbentuk secara sempurna (Sjahid, 2008). Selain flavonoid, kimia sirsak yang juga dimanfaatkan sebagai obat adalah tanin. Tanin merupakan senyawa metabolit sekunder yang sering ditemukan pada tanaman. Tanin merupakan astrigen, polifenol, berasa pahit, dapat mengikat dan mengendapkan protein serta larut dalam air (terutama air panas). Umumnya tanin digunakan untuk pengobatan penyakit kulit dan sebagai antibakteri.
KESIMPULAN
Kesimpulan
            Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang menghambat mikroorganisme lain.Berdasarkan uji pengaruh antibiotik bahan alami yang digunakan pada praktikum kali ini dengan menggunakan tanaman obat seperti kunyit, bawang merah, bawang putih,un sirsak dan daun sirih dapat dilihat pada tabel diatas rata-rata diameter daerah bening yang timbul kisaran 0,1 sampai dengan 0,5 cm. Salah satu kandungan kimia sirsak yang berperan penting untuk obat adalah flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder. Dalam kebanyakan kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan menggangu fungsi organisme seperti bakteri atau virus (Subroto dan Saputro, 2006).Sebagai contoh flavonoid dapat menyebabkan rusaknya susunan dan perubahan mekanisme permeabilitas dari dinding sel bakteri, sedangkan alkaloid diduga dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga dinding sel tidak terbentuk atau tidak terbentuk secara sempurna (Sjahid, 2008).
Saran
            Dalam melakukan praktikum sebaiknya disiplin dan selalu berhati-hati bagi setiap praktikan dan selalu menjaga kordinasi antara praktikan dan asisten guna tercipta praktikum yang baik dan lancar. sebaiknya alat-alat yang digunakan dalam percobaan disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
Daftar Pustaka
Admin. 2010. Mikroba dan antibiotik dari tumbuhan [terhubung berkala] http://www.scribd.com/doc/48563603/Antimikroba-dari-Tumbuhan  (19 Mei 2014).
Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada: YogyakartaGupte. Satish. 1990. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Binarupa Aksara.
Cahyadi, Arief. Kandungan Kimia dan Manfaat Daun Sirsak untuk Kesehatan. http://www.daun sirsak.html. 2013.
Caramanfaat. Daun dan Buah Sirsak. http://www. Daun dan buah sisak.htm. 2014
Gentara, Lukas. Manfaat Buah Sirsak dan Kandungan Nutrisinya. http://www. manfaat-buah-sirsak-dan-kandungan.html. 2013.
Necel, F. 2010. Antimikroba golongan penicilin, chephalosporin, dan vancomycin [terhubung berkala] http://www.scribd.com/doc/13095489/Anti-Mikroba-Golongan-Penicillin-Cephalosporin-Dan-Vancomycin  (19 Mei 2014).

Purwoko, Tjahjadi. dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Laboratorium Mikrobiologi UNS.
Sunatmo;2012, Eksperimen Mikrobiologi dalam Laboraturium, Bogor, FMIPA      IPB
Waluyo lud; 2007, Mikrobiologi umum, Malang, Universitas Muhamadiya Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar