welcome to my blog

welcome to my blog
henitayahya

Senin, 24 November 2014

LAPORAN HAEMOGLOBIN DARAH



Prak Kesehatan Ikan ke-5                               Selasa, 18 November 2014   
Asisten Lab : Meliana Varia

PENGUKURAN HAEMOGLOBIN DARAH IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)
 
Henita
4443120684
Kelompok : 3
Shift : 2

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
 

ABSTRAK

   Sistem peredaran darah  pada semua organisme merupakan proses fisiologis yang sangat penting. Untuk melakukan aktivitas, sel jaringan, maupun organ membutuhkan nutrisi dan oksigen. Praktikum Kesehatan Ikan kali ini yang berjudul berjudul “Pengukuran Haemoglobin pada ikan nila” dilaksanakan pada hari rabu, tanggal  18 November 2014 pukul 15.00 sampai dengan 17.00 WIB di Laboratorium BDP (Budidaya Perairan ) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. tujuan dalam praktikum ini ialah untuk mengetahui kadar haemoglobin darah pada ikan nila. Kadar haemoglobin berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada praktikum kali ini  yaitu sebanyak 4 gr dalam 100 ml darah.
Kata kunci : darah, haemoglobin,ikan nila

PENDAHULUAN
 Ikan nila  (Oreochromis niloticus) terkenal sebagai  ikan yang tahan terhadap perubahan lingkungan hidup.  Ikan nila dapat hidup di lingkungan air tawar, air  payau, dan air asin (Suyanto, 2005). Pada mulanya,  ikan nila berasal dari perairan tawar di Afrika.Banyak kendala yang dapat mempengaruhi  budidaya ikan. Perairan umum seperti waduk, sungai,  danau, rawa, saluran irigasi, payau, dan laut  menyimpan banyak kendala yang dapat mempengaruhi  budidaya ikan di perairan tersebut (Cahyono, 2001). Affandi dan Tang (2002) menjelaskan bahwa racun,  suhu ekstrim, tekanan osmotik, dan infeksi dapat  menghasilkan stres.
Sistem peredaran darah dapat dijadikan parameter mendiagnosa ikan mengalami ganguan kesehatan atau tidak.  Sistem peredaran darah  pada semua organisme merupakan proses fisiologis yang sangat penting. Untuk melakukan aktivitas, sel jaringan, maupun organ membutuhkan nutrisi dan oksigen. Bahan-bahan ini dapat disuplai hanya bila peredaran darah berjalan normal. Karenanya, semua semua fungsi dari setiap organ dalam tubuh kadang-kadang dapat dilihat pada darah. Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah oleh pemompaan jantung. Darah pada umumnya terdiri dari plasma, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan sel darah pembeku (trombosit).
Pada budidaya ikan, air dapat menjadi perantara bagi  penularan bibit penyakit. Apabila air yang digunakan dalam  budidaya telah tercemar atau mempunyai kualitas yang  tidak memenuhi persyaratan untuk budidaya ikan nila  maka ikan budidaya tersebut akan terserang bibit penyakit  atau parasit yang hidup pada air tersebut. Pada ikan yang terserang penyakit terjadi perubahan  pada nilai hematokrit, kadar hemoglobin, jumlah sel darah  merah dan jumlah sel darah putih (Bastiawan, dkk., 1995).  Pemeriksaan darah (hematologis) dapat digunakan sebagai  indikator tingkat keparahan suatu penyakit (Bastiawan,  dkk., 2001). Studi hematologis merupakan kriteria penting  untuk diagnosis dan penentuan kesehatan ikan (Lestari,  2001).  Kondisi kesehatan ikan nila sulit ditentukan  secara visual, karena ikan nila seringkali tidak  menunjukkan tanda-tanda yang mengindikasikan ikan  tersebut terserang suatu penyakit. Oleh karena itu, para  petani ikan tetap mempertahankan cara budidaya yang  selama ini mereka lakukan. Dengan demikian, diperlukan  metode lain untuk mengetahui kondisi kesehatan ikan nila, selain pengamatan morfologi, dan gejala klinis yang tampak dari luar. Pemeriksaan parameter hematologis  terhadap nila perlu dilakukan. Pemeriksaan parameter  hematologis meliputi pemeriksaan nilai hematokrit, kadar  hemoglobin, jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih  dan pengamatan parasit yang terdapat dalam darah. Sehingga dalam praktikum ini dilakukan pengukuran kadar haemoglobin pada ikan nila sebagai langkah yang nantinya dapat di aplikasikan ke kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan dalam praktikum ini ialah untuk mengetahui kadar haemoglobin darah pada ikan nila.

METODOLOGI
Praktikum Kesehatan Ikan kali ini yang berjudul “Pengukuran Haemoglobin pada Ikan Nila” dilaksanakan pada hari rabu, tanggal  18 November 2014 pukul 15.00 sampai dengan 17.00 WIB di Laboratorium BDP (Budidaya Perairan ) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat yang digunakan diantaranya yaitu syringe, centrifuse, ependrof, batang pengaduk, tabung sahli, haemometer, baskom. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu ikan lele  dan cairan anti koagulan.
Prosedur kerja dalam pengukuran haemoglobin ikan nila adalah langkah pertama lakukan penganbilan darah pada bagian vertebratae ikan nila.kemudian masukan kedalam ependrof dan masukan HCl kedalam Hb meter. Ambil sampel darah sebanyak 0,02 ml menggunakan pipet sahli lalu masukan kedalam tabung Hbmeter. Hcl dan darah yang telah dimasukan kedalam tabung Hbmeter aduk menggunakan batang pengaduk selam 3-5 menit. Stelah itu masukan kedalam sahli haemometer dan amati derajat kuning yang terdapat pada tabung Hbmeter dan sahli haemometer jika warna tidak sama,maka tambahkan aquades hingga derajat kuning pada tabungh sama.
Diagram alir
Siapkan alat dan bahan
pengambilan darah pada ikan nila
letakan pada ependrof
masukan HCl kedalam tabung Hbmeter skala 10
ambil sampel darah sebanyak 0,02 ml menmggunakn pipet sahli
masukan ke tabung Hbmeter
HCl dan darah aduk menggunakan batang pengaduk 
Masukan kedalam sahli Haemometer
Amati skal kuning dan tambahkan aquades jika warna tak sesuai

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengukuran hematrokit ikan lele yang diperoleh kelompok 3 yaitu sebagai berikut:
Perhitungan  : 4 gr per 100 ml darah 
 Parameter yang dapat dijadikan acuan dalam mendiagnosa ganguan kesehatan ikan salah satunya adalah darah. Darah akan mengalami perubahan yang serius khususnya apabila terkena penyakit infeksi. Menurut Lagler et al., (1977) dalam Dopongtonung (2008), parameter darah yang dapat memperlihatkan adanya gangguan yaitu nilai hematokrit, hemoglobin, jumlah eritrosit (sel darah merah), dan jumlah leukosit (sel darah putih).
Berdasarkan jurnal ilmiah yang disusun oleh Sastradipraja et.al., (1989) dalam Mulyani (2006), menjelaskan bahwa sel darah merah (eritrosit) mengandung hemoglobin dan kadar hemoglobin dalam darah ikan berkaitan dengan jumlah eritrosit. Haemoglobin merupakan salah satu indikator untuk menduga efek stress lingkungan bagi kesehatan ikan (Kuswardani 2006). Selain itu referensi lain mengenai pengukuran kadar haemoglobin pada jurnal yang berjudul “Pengaruh Peningkatan Suhu Terhadap Kadar Haemoglobin dan Nilai Hemotrokit Pada Ikan Nila” memiliki perbedeaan yang signifikan. Perbedaan tersebut adanya pengaruh peningkatan suhu.Selain itu kadar haemoglobin yang didapatkan pada praktikum ini memilki kadar yang sedikit hal tersebut dipengaruhi oleh berat dan bobot ikan serta sampel darah yang didaptkan juga relatif sedikit.

KESIMPULAN DAN SARAN
Haemoglobin merupakan salah satu indikator untuk menduga efek stress lingkungan bagi kesehatan ikan (Kuswardani 2006). Kadar haemoglobin berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada praktikum kali ini  yaitu sebanyak 4 gr dalam 100 ml darah. Selain itu kadar haemoglobin yang didapatkan pada praktikum ini memiliki kadar yang sedikit hal tersebut dipengaruhi oleh berat dan bobot ikan serta sampel darah yang didaptkan juga relatif sedikit.
Dalam melakukan praktikum sebaiknya disiplin dan selalu berhati-hati bagi setiap praktikan dan selalu menjaga kordinasi antara praktikan dan asisten guna tercipta praktikum yang baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Alamanda I. E, N S H, dan Budiharjo A.2007.Penggunaan Metode Hematologi dan Pengamatan Endoparasit  Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo ( Clarias  gariepinus ) di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen Boyolali”. Universitas Sebelas Maret, Surakarta 57126. vol 8 hlm 34-38
Affandi, R. dan U.M. Tang. 2002.  Fisiologi Hewan Air . UNRI - Press. Pekanbaru.
Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan di Perairan Umum . Penerbit  Kanisius, Yogyakarta.
Joseph, J.B. and S.S. Sujatha. 2010. Real - time Quantitative (PCR)  application to quantity and the expression protiks of heat shock  protein (HSP 70) genes in nile tilapia, Oreocrhomis niloticus L and  areocrhomis mossambicus P.  Int J. Fish. Aquac . 2(1):04-048
Rukmana, H.R. 1997. Ikan Nila Budi Daya dan Prospek  Agribisnis.Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Salasia, S.I.O., D. Sulanjar. , dan A. Ratnawati. 2001. Studi  hematologi ikan air tawar.  Biologi 2(12):710-723.
Santoso, S. 1998. Toksisitas air limbah industri pulp proses soda  terhadap benih ikan mas (Cyprinus carpio L). Jurnal Universitas Sudirman2 (XIV):5-10.

Sugito, Nurliana, D. Aliza, dan Samadi. 2012. Suplementasi Daun  Jaloh dalam Pakan Ikan Sebagai Metode Pengendalian Dampak  Stres dan Penigkatan Suhu Lingkun gan.  Laporan Hasil Penelitian. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Suyanto, S.R. 2005.  Nila . Penerbit Swadaya, Bogor
Zuhrawati N.A.2014. Pengaruh Peningkatan Suhu Terhadap Kadar Hemoglobin Dan Nilai Hematokrit  Ikan Nila  (Oreocrhomis Niloticus). Jurnal Medika Veterinaria. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.vol 8 no 1

4 komentar: