welcome to my blog

welcome to my blog
henitayahya

Selasa, 25 November 2014

LAPORAN UJI ORGANOLEPTIK PINDANG IKAN



                                                                          Prak Rekayasa Proses ke-4                                                                                                                         Selasa,19 November 2014  

UJI ORGANOLEPTIK PINDANG IKAN
HENITA
4443120684

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ABSTRAK

Pemindangan ikan merupakan upaya pengawetan sekaligus pengolahan ikan yang menggunakan teknik penggaraman dan pemanasan.Praktikum uji organoleptik ikan pindang dilakasnakan pada dilaksanakan pada hari rabu, tanggal  19 November 2014 pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB di laboratorium TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Perairan) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan dalam praktikum ini adalah mengetahui konsentrasi garam terbaik pada pembuatan pindang ikan kembung. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan pada masing-masing kelompok ikan pindang dengan konsentrasi garam terbaik perlu dilakukan pengujian organoleptik.. Nilai mean rank yang paling tinggi dari uji duncan yaitu perlakuan konsentrasi larutan garam  yang paling baik yaitu dengan konsentrasi sebanyak 2,50 %.        
Kata kunci : ikan pindang, ikan kembung, uji organoleptik
PENDAHULUAN
            Sektor perikanan sebagai salah satu pendukung sektor ekonomi memiliki peran dalam pembangunan ekonomi nasional, yaitu memberikan nilai tambah dan mempunyai nilai strategis, serta dapat memberikan manfaat finansial maupun ekonomi, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja.
 Sejauh ini, pembangunan perikanan yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang nyata dan positif terhadap pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan terhadap PDB Nasional yang terus meningkat. Kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 12,4%. Bahkan industri perikanan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara langsung. (Dahuri, 2004).
Dalam industri pengolahan ikan, kesempurnaan penanganan ikan segar memegang peranan penting karena hal ini menentukan hasil olahan, sehingga perlu dipikirkan suatu teknologi yang dapat memperbaiki penanganan  pasca panen dan dapat menganekaragamkan hasil olahan dari ikan. Alternatif penanganan ikan yang hingga kini masih dilakukan secara tradisional adalah pindang. Pemindangan ikan merupakan upaya pengawetan sekaligus pengolahan ikan yang menggunakan teknik penggaraman dan pemanasan selama waktu tertentu. Pengolahan ikan ini sudah cukup memasyarakat, terutama dikalangan nelayan. Cara  pemindangan yang dilakukan sangat bervariasi tergantung daerah, jenis ikan, dan kebiasaan  pengolah. Dengan demikian proses pemindangan cukup mudah dilakukan dan relatif murah sehingga perlu adanya pengujian secara organoleptik agar mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap hasil dari olahan ikan pindang tersebut. Maka dengan melakukan uji organolpetik akan dapat diketahui taraf kesukaan dan perlakuan terbaik yang diminati dan digemari oleh konsumen.
Adapun tujuan dalam praktikum ini ialah mengetahui konsentrasi garam terbaik pada pembuatan pindang ikan kembung.
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Klasifikasi dan morfologi ikan  kembung ( Rastrelliger kanagurta L.)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Bangsa : Perciformes
Suku : Scombridae
Marga : Rastrelliger
Jenis : Rastrelliger kanagurta L
            Ikan kembung ( Rastrelliger kanagurta L.)  jantan merupakan ikan air laut  yang banyak pada musim puncak (Maret - Juni). Pemanfaatan ikan kembung  jantan banyak digunakan oleh masyarakat luas karena ikan kembung banyak  mengandung Omega 3 dan Omega 6 yang baik bagi pencegahan penyakit dan   otak. Omega 3 dan Omega 6 termasuk dalam asam lemak tak jenuh  jamak esensial yang berguna untuk memperkuat daya tahan otot jantung,  meningkatkan kecerdasan otak, menurunkan kadar trigliserida dan mencegah  penggumpalan  darah (Irmawan,2009). Ikan kembung jantan tergolong ikan  pelagik yang menghendaki perairan yang bersalinitas tinggi. Ikan ini suka hidup  secara bergerombol, kebiasaan makanan  adalah memakan plankton besar/kasar,  Copepode atau  Crustacea (Kriswantoro dan Sunyoto, 1986).
            Ikan kembung jantan memiliki tubuh ramping memanjang, memipih dan agak tinggi dengan sisi dorsal  gelap, biru kehijauan hingga kecoklatan,  dengan 1-2 deret bintik gelap membujur  di dekat pangkal sirip punggung dan sisik ventral keperakan. Ikan kembung jantan  memiliki sisik-sisik yang menutupi tubuh serta berukuran kecil dan seragam. Sirip punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5 sirip kecil tambahan. Jumlah sirip kecil tambahan yang sama juga terdapat di belakang sirip anal, duri pertama sirip anal  tipis dan kecil. Sepasang lunas ekor berukuran kecil terdapat di masing-masing sisi batang ekor dan di depan dan belakang mata terdapat pelupuk mata berlemak
 (adipose) (Irmawan, 2009). 7  sisi batang ekor dan di depan dan belakang mata terdapat pelupuk mata berlemak  ( adipose ) (Irmawan, 2009).
B.     Pemindangan Ikan

Menurut Wibowo (1996), pada dasarnya pemindangan ikan merupakan upaya pengawetan sekaligus pengolahan ikan yang menggunakan teknik penggaraman dan pemanasan. Pengolahan tersebut dilakukan dengan merebus atau memanaskan ikan dalam suasana bergaram selama waktu tertentu di dalam suatu wadah. Garam yang digunakan berperan sebagai pengawet sekaligus memperbaiki cita rasa ikan, sedangkan pemanasan mematikan sebagian besar bakteri pada ikan, terutama bakteri pembusuk dan patogen. Selain itu, Pemanasan dengan garam tinggi tersebut menyebabkan tekstur ikan berubah menjadi lebih kompak. Ikan pindang pun menjadi lezat dan lebih awet daripada ketika masih segar.
C.    Uji  organoleptik
  Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk mempegunakan suatu produk. Uji Organoleptik atau uji indera atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk.
Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam uji organoleptik adalah adanya contoh (sampel), adanya panelis, dan pernyataan respon yang jujur. Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat indrawinya.Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut. Tujuan diadakannya uji organoleptik terkait langsung dengan selera. Setiap orang di setiap daerah memiliki kecenderungan selera tertentu sehingga produk yang akan dipasarkan harus disesuaikan dengan selera masyarakat setempat. Selain itu disesuaikan pula dengan target konsumen, apakah anak-anak atau orang dewasa. Tujuan uji organoleptik adalah untuk:
·         pengembangan produk dan perluasan pasar
·         pengawasan mutu –> bahan mentah, produk, dan komoditas
·         perbaikan produk
·         membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing
·         evaluasi penggunaan bahan, formulasi, dan peralatan baru

D.           Mutu Ikan Pindang

Ikan pindang yang baik harus memenuhi kriteria tertentu. Cara paling mudah untuk menilai mutu ikan pindang adalah dengan menilai mutu sensorisnya. Memang ada cara pengujian lain yang lebih obyektif, yaitu pengujian kimiawi dan mikrobiologis, tetapi diperlukan teknik, peralatan, dan tenaga khusus sehingga tidak mudah dan tidak murah dilakukan. Lagipula, kedua cara pengujian ini dimaksudkan untuk melengkapi mutu sensoris. Minimal empat cara parameter sensoris yang perlu dinilai, yaitu rupa dan warna, bau, rasa, dan tekstur (Wibowo 1996).

 METODOLOGI

Praktikum Rekayasa Proses kali ini yang berjudul “ Uji Organoleptik Pindang Ikan Kembung ” dilaksanakan pada hari rabu, tanggal  19 November 2014 pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB di laboratorium TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Perairan) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat yang digunakan diantaranya yaitu Pisau, kompor, wajan, nampan, timbangan elektrik, baskom, mangkok, talenan.Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu 2 kembung, garam,air,daun pisang.
Prosedur kerja dalam Prosedur kerja dalam Prosedur kerja dalam pengujian organoleptik ikan pindang adalah persiapan alat dan bahan serta dilakukan penggorengan ikan dan persiapan bagi panelis penguji yang terdiri dari 20 orang. Lakukan pengamatan meliputi rasa,bau,kenampakan dan tekstur.
Diagram alir












 











HASIL DAN PEMBAHASAN
          Berdasarkan hasil uji organoleptik yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut : 

      Analisis data uji organoleptik berdasarkan grafik hasil uji organoleptik ikan asin mengenai uji kenampakan dari masing-masing kelompok bahwa kenampakan terbaik terdapat pada konsentrasi perlakuan penambahan konsentrasi garam dengan jumlah 2,50 % kemudian 5 % dan yang terendah yaitu 7,5 %. Penggorengan merupakan proses thermal-kimia yang menghasilkan karakteristik makanan goreng dengan warna coklat keemasan, tekstur krispi penampakan dan flavor yang diinginkan. Selama  penggorengan terjadi hidrolisa, oksidasi dan dekomposisi minyak yang dipengaruhi oleh  bahan pangan dan kondisi penggorengan (Chatzilazarou, et al, 2006). Sehingga kenampakan di pengaruhi oleh reaksi pada proses penggorengan dan adanya kandungan garam yang mengikat kadar air dalam bahan.

Pengamatan mengenai aroma dilihat dari grafik, aroma yang memiliki tingkat rank tertinggi pada perlakuan konsentrasi garam  10 %, 2,50 %, 10 % kemudian  0 %, 12,5%, 5%,. Jika diolah data menggunaklan tabel anova bahwa dapat disimpulkan pemberian konsentrasi penambahan konsnetrasi lartan garam dengan konsentrasi yang berbeda-beda berpengaruh terhadap aroma dari ikan pindang tersebut.

Pengamatan hasil uji organoleptik dari segi tekstur menggunakan indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus. Hasil yang didaptkan dari uji tekstur ikan kembung, tekstur dengan tingkat terbaik terdapat pada perlakuan penambahan konsetrasi penambahan larutan garam 5 % dan yang terendah yaitu perlakuan penambahan konsentrai larutan garam 7 %. Kemudian data yang ada diolah kembali menggunakan SPSS dan didapatkan bahwa penambahan konsentrasi garam yang berbeda-beda berpengaruh terhadap aroma yang dihasilkan ikan pindang.
Pengujian terhadap rasa ikan pindang kembung dari grafik diperoleh data bahwa rasa terbaik terdapat pada penambahan konsentrasi penambahan larutan garam 2,50 % dan yang terakhir adalah 12,50 %. Hal ini jika data diolah lebih lanjut bahwa didapat kesimpulan penambahan konsentrasi garam yang ditambahkan dalam pembuat pindang ikan kembung berpengaruh terhadap rasa ikan pindang tersebut. Jika data yang diperoleh dari pengamatan mengenai kenampakan ,tekstur, rasa dan aroma berpengaruh maka dilakukan pengujian duncan untuk mengetahui rank pengaruh hasil yang didapatkan. Nilai mean rank yang paling tinggi dari uji duncan yaitu perlakuan konsentrasi larutan garam  yang paling baik yaitu dengan konsentrasi sebanyak 250 %.

KESIMPULAN DAN SARAN
Praktikum ini bertujuan  agar mengetahui konsentrasi garam terbaik pada pembuatan pindang ikan kembung. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan pada masing-masing kelompok ikan pindang dengan konsentrasi garam terbaik perlu dilakukan pengujian organoleptik. Jika data yang diperoleh dari pengamatan mengenai kenampakan ,tekstur, rasa dan aroma berpengaruh maka dilakukan pengujian duncan untuk mengetahui rank pengaruh hasil yang didapatkan. Nilai mean rank yang paling tinggi dari uji duncan yaitu perlakuan konsentrasi larutan garam  yang paling baik yaitu dengan konsentrasi sebanyak 2,50 %.
            Diharapkan untuk praktikum selanjutnya akan lebih baik lagi, tertib dan nyaman. Selain itu diharapkan pula agar praktikum ini dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari- hari sehingga dapat dikembangkan dan diberitahukan kepada masyarakat luas untuk konsentrasi garam terbaik dalam pembuatan pindang ikan.

DAFTAR PUSTAKA
Adawyah,  2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta
Bank Indonesia (2008). Sistem Informasi Pola Pembiayaan/Lending Model Usaha Kecil USAHA PEMINDANGAN IKAN.
Budiman S (2004). Teknik Pemindangan.Departemen Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat PendidikanMenengahKejuruan.
Direktorat Pemasaran Dalam Negeri. 2012. Warta Pasar Ikan dan Kemandirian Pangan. Dirjen PPHP
Effendie Msc, Prof. Dr. H. Moch Ichsan. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara.Deskripsi ikan kembung dan penyebarannya www.fishbase.org dan www.fao.org
 Ilyas, 1980. Teknologi Pengolahan Pindang. Lembaga Penelitian Teknologi Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta
Ishikawa K.1988. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu (Terjemahan). Di dalam Muhandri T dan D. Kasarisma. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor. IPB Press.
Saleh, 2002. Kumpulan Hasil-Hasil Penelitian Pasca Panen Perikanan. Pusat Riset Pengolahan Produk Dan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan Badan Riset Kelautan Dan Perikanan Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.
Santoso B, 1998. Ikan Pindang. Penebar Swadaya. Jakarta
Suwamba K (2008). Proses pemindangan Dengan Mempergunakan Garam dengan Konsentrasi yang berbeda. Denpasar.










1.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar