EKONOMI SUMBERDAYA PERIKANAN
POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI
PROVINSI BANTEN
KELOMPOK 7 :
1.
Daniel
Santara (444090885 )
2.
Henita
( 4443120684)
3.
Sitty
Maslahah (4443121134 )
4.
Muhammad
Hafid (4443121469)
5.
Fahri
Amirulloh (4443122242 )
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
A. Morfologi dan taksonomi Rumput
laut
Rumput laut adalah tumbuhan tingkat
rendah yang tidak memiliki akar,batang, dan daun sejati. Tanaman ini biasanya
melekat pada substrat danberbentuk thallus. Menurut Anggadiredja et
al.(2007), secara taksonomi algadikelompokkan ke dalam divisio Rhodophyta.
Alga berdasarkan kandunganpigmennya dibagi kedalam empat kelas, yaitu sebagai
berikut:
1. Chlorophyceae (ganggang
hijau) yakni makro alga yang didominasi oleh zat
warna hijau daun (klorofil)
2. Cyanophyceae (ganggang
biru-hijau) yakni makro alga yang didominasi zatwarna biru sampai kehijauan
(fikosianin)
3. Phaeophyceae (ganggang
cokelat) yakni makro alga yang didominasi zat
warna coklat atau pirang. Alga kelas ini
dapat menghasilkan alginat.
4. Rhodophyceae (ganggang
merah) yakni makro alga yang didominasi zat
warna merah, ungu, lembayung
(fikoeritrin).
Klasifikasi rumput laut Kappaphycus
alvarezii menurut Anggadiredja etal.(2007) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo: Gigartinales
Famili: Solieraceae
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma
cottonii
Kappaphycus alvarezii
B. Jenis-jenis rumput laut
Jenis-jenis rumput laut yang telah berhasil
dibudidayakan di Indonesia, antara lain yaitu:
- Eucheuma cottonii
Rumput Laut Eucheuma cottonii merupakan jenis
rumput laut yang paling banyak dibudidayakan di wilayah perairan Indonesia.
Sentra wilayah budidaya rumput laut jenis ini terdapat di Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bali, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara dan
Nusa Tenggara Barat.Eucheuma cottonii merupakan rumput laut penghasil
karaginan yang sebagian besar hasilnya digunakan untuk bahan baku industri.
Rumput laut Eucheuma cottonii dibudidayakan untuk memenuhi permintaan
pasar ekspor yang digunakan untuk industry kosmetik atau farmasi.
- Eucheuma spinosum
Eucheuma spinosum masih satu jenis dengan Eucheuma
cottonii dan sama-sama sebagai penghasil karaginan.
- Gracilaria spp
Rumput laut Gracilaria spp dapat tumbuh baik di
perairan payau. Gracilaria spp adalah jenis rumput laut yang bersifat
agarofit yaitu jenis rumput laut penghasil agar-agar. Sentra produksi Gracilaria
spp terletak di Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
- Sargassum spp
Sargassum spp merupakan
jenis rumput laut yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sargassum spp
adalah jenis rumput laut penghasil alginat. Di Indonesia Sargassum spp satu-satunya
rumput laut penghasil alginat selain Turbinaria spp.
C.Tehnik budidaya rumput laut
Keberhasilan
usaha budidaya rumput laut sangat tergantung pada berbagai hal yang saling terkait
antara lain :
·
Pemilihan lokasi yang sesuai
·
Penyediaan bibit yang berkualitas
·
Penanaman bibit yang tepat
·
Pemilihan cara budidaya yang cocok
·
Perawatan yang rutin
·
Pengendalian hama dan penyakit yang
akurat
·
Pemanenan dan penanganan pasca panen
yang benar
Berbagai jenis rumput laut yang popular
dibudidayakan di laut adalah kelompok
penghasil
karagenan (Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum). Eucheuma
cottonii mempunyai dua varietas yaitu coklat dan hijau, sedangkan Eucheuma
spinosum umunyaberwarna hijau.
Secara
umum Pra produksi dalam budidaya rumput laut yaitu :
1. Pemilihan lokasi
Persyaratan umum dalam melakukan pemilihan lokasi
adalah sebagai berikut :
·
Relatif jauh dari muara sungai
·
Perairan tidak tercemar
·
Dasar perairan sebaiknya pasir berbatu
karang
·
Secara alami terdapat pertumbuhan rumput
laut atau lamun
2. Penyediaan bibit
Untuk
mendapat pertumbuhan rumput laut yang optimal, bibit yang digunakan
harus
berkualitas oleh karena itu perlu dilakukan seleksi bibit dengan criteria
sebagai
berikut
:
·
Umur bibit berkisar antara 25-30 hari
·
Bercabang banyak, rimbun. Ujungnya
runcing, dan thalusnya besar
·
Warna spesifik terang/cerah
·
Tidak terdapat bercak-bercak dan
terkelupas
·
Tidak terkena penyakit
3. Pengikatan bibit
Pengikatan
bibit sebaiknya dilakukan dengan cepat setelah bibit tersediah.
Pengikatan
bibit dikenal dengan tiga cara yaitu
·
Cara simpul pita
·
Cara loop pendek
·
Cara loop panjang
Kegiatan produksi dilakukan dengan :
1.
Metode Lepas Dasar
Metode lepas dasar adalah cara menumbuhkan rumput
laut diatas dasar perairan dengan menggunakan tali yang diikatkan pada patok
yang dipasang secara teratur.
2.
Metode Long Line
Metode long line adalah cara membudidayakan rumput
laut dikolom air dekat permukaan perairan dengan menggunakan tali yang
dibentangkan dari satu titik ketitik yang lain.
3.
Metode Rakit Bambu Apung
Metode rakit bambu apung adalah cara membudidayakan
rumput laut dikolom air (eupotik) dekat dengan permukaan perairan dengan
menggunakan tali yang diikatkan pada konstruksi rakit bambu apung.
Budidaya
di Tambak
Rumput laut yang paling banyak dibudidayakan di
tambak adalah Glacillaria sp.
Garacilaria
termasuk
rumput laut yang bersifat eurihaline (dapat hidup di salinitas pada
kisaran
salinitas yang lebar). Oleh kondisi ini gracilaria dapat dibudidayakan di laut
maupundi tambak yang bersalinitas antara 15-30 ppt.
1.
Budidaya Monokultur
Persyaratan
lokasi yang dapat dijadikan tempat untuk budidaya Gracilaria sp. Antaralain
sebagai berikut :
a. Dasar
tambak berupa pasir bercampur sedikit lumpur.
b. Tambak
yang ideal meliliki saluran pemasukan dan pengeluaran air yangberbeda.
c. Pergantian
air tambak mudah dilakukan.
d. Salinitas
air tambak berkisar 15-30 ppt.
e. Suhu
air berkisar antara 20-28oC.
f. pH
air berkisar antara 6-9
g. kedalaman
air tambak dapat diatur minimal 0,50-1,0 meter.
h. Kondisi
air tidak terlalu keruh sehingga cahaya matahari dapat langsung
i.
menembus kedalam dasar air.
j.
Bebas polusi baik limbah yang berasal
dari pabrik industri maupun rumah tangga.
k. Dekat
dengan sumber air tawar.
l.
Akses menuju lokasi mudah dilalui alat
transportasi seperti kendaraan roda dua(sepeda motor).
2.
Budidaya polikultur
Polikultur merupakan perpaduan budidaya dengan dua
atau lebih komoditas padasatu lahan budidaya, misalnya udang windu, bandeng dan
rumput laut.
Tehnik budidaya pada tambak
Budidaya rumput laut di laut
v . Penanganan pascapanen
a) Pencucian
b) Pengeringan
dan penjemuran
c) Pembersihan
kotoran atau garam (sortasi)
d) Pengepakan
e) Pengangkutan
f) Penyimpanan
atau penggudangan
D.Perkembangan
harga dan alur pasar pada komoditas Rumput laut
Sebagai komoditas komersial, bisnis rumput laut
terus berkembang pada beberapalokasi di Indonesia, seperti: Sumatera,. Banten, Jawa
Timur (Kabupaten Sumenep), di Gorontalo (Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten
Boalemo, dan Kabupaten Pahuwato), di NTT (sekitar pulau Sabu), Sulawesi Selatan
(Kabupaten Takalar), NTB serta Bali. Namun, struktur pasar komoditi ini sangat
tertutup, sehingga resiko pedagang cukup tinggi. Seiring dengan itu,jenis
rumput laut yang diperdagangkan adalah Euchema cottonii, sedangkan jenis
lain seperti: Euchema spinosum relatif terbatas. Harga E. cottonii pada
tingkat petani dibeberapa daerah di Indonesia rata-rata mencapai (Rp. 800 per
kg basah atau Rp. 4.600 per kg kering), sedangkan harga E. spinosum adalah
sekitar (Rp 200 per kg basah atau Rp. 2.000 per kg kering).Di pasar domestik
perdagangan komoditas ini lebih banyak dalam bentuk rumput laut kering.
Perdagangan dalam bentuk rumput laut basah belum dikenal, hal ini terkait
denganbelum berkembangnya industri pengolahan rumput laut basah yang dapat
diproses menjadi berbagai produk turunan alginat.Perlu dicatat pada
pasar domestik tidak ada standar mutu perdagangan rumput laut kering.Pada
tingkat pedagang besar mutu rumput laut kering ditentukan secara visual dengan
kandungan kadar air 35– 37%.
Harga rumput laut jenis E. Cottonii mentah pada
petani kisaran Rp.8000 sedangkan dari hasil observasi di daerah Domas Serang
Banten harga Rumput laut kering sekitar Rp 12.000 per kilogram. Rumput laut
jenis Sargassum sp sekitar Rp.2.500 perkilogram. Dan jenis rumput laut
Gracilaria sp ( bahan baku agar-agar ) sekitar Rp. 3.000 perkilogram.
Kandungan gizi dan manfaat Rumput
laut
- Nilai Nutrisi 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sirip ikan Hiu
- Setiap satu ons Kandungan Kollagennya sama dengan 2 keping sarang burung walet
- Mempunyai PH 7,6
- Kandungan kalsium yang terdapat dalam rumput laut 37 lebih tinggi di bandingkan dengan hati ikan
- Antioksidan 550 kali lebih kuat daripada Vitamin C
- Rumput Laut mempunyai kandungan 40 kali lipat Vitamin A dibandingkan dengan
- Beta Cartine atau 638kali lebih tinggi daripada daging sapi.
- Kandungan protein yang terdapat di dalamnya 21 kali lebih banyak jika dibandingkan dengan susu
- Kandungan Omega 3 dan Omega 6 yang terdapat didalamnya 2326 lebih banyak daripada ikan.
- Kandungan mineralnya lebih banyak jika dibandingkan dengan sayur daratan di antaranya Kalsium, Kalium, Zat besi, Magnesium, Iodine, Potasium, Vitamin B6, B12, C ,A, Omega 3 dan Antioksidan.
Sumber :
Alex.R.2010.Prospek
pengembangan Industri Rumput Laut dan Kemaritiman serta Langkah-langkahnya. http.//www.Amiryuris.blogspot.com
http.//.Penyuluhan
Tentang Rumput Laut.kkp.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar