welcome to my blog

welcome to my blog
henitayahya

Minggu, 16 November 2014

MAKALAH RUMPUT LAUT



EKONOMI SUMBERDAYA PERIKANAN
POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI PROVINSI BANTEN

KELOMPOK 7 :
1.     Daniel Santara (444090885 )
2.     Henita ( 4443120684)
3.     Sitty Maslahah (4443121134 )
4.     Muhammad Hafid (4443121469)
5.     Fahri Amirulloh (4443122242 )


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013

A. Morfologi dan taksonomi Rumput laut
Rumput laut adalah tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki akar,batang, dan daun sejati. Tanaman ini biasanya melekat pada substrat danberbentuk thallus. Menurut Anggadiredja et al.(2007), secara taksonomi algadikelompokkan ke dalam divisio Rhodophyta. Alga berdasarkan kandunganpigmennya dibagi kedalam empat kelas, yaitu sebagai berikut:
1. Chlorophyceae (ganggang hijau) yakni makro alga yang didominasi oleh zat
warna hijau daun (klorofil)
2. Cyanophyceae (ganggang biru-hijau) yakni makro alga yang didominasi zatwarna biru sampai kehijauan (fikosianin)
3. Phaeophyceae (ganggang cokelat) yakni makro alga yang didominasi zat
warna coklat atau pirang. Alga kelas ini dapat menghasilkan alginat.
4. Rhodophyceae (ganggang merah) yakni makro alga yang didominasi zat
warna merah, ungu, lembayung (fikoeritrin).
Klasifikasi rumput laut Kappaphycus alvarezii menurut Anggadiredja etal.(2007) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo: Gigartinales
Famili: Solieraceae
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma cottonii
Kappaphycus alvarezii

 
B. Jenis-jenis rumput laut
Jenis-jenis rumput laut yang telah berhasil dibudidayakan di Indonesia, antara lain yaitu:
  1. Eucheuma cottonii
Rumput Laut Eucheuma cottonii merupakan jenis rumput laut yang paling banyak dibudidayakan di wilayah perairan Indonesia. Sentra wilayah budidaya rumput laut jenis ini terdapat di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bali, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat.Eucheuma cottonii merupakan rumput laut penghasil karaginan yang sebagian besar hasilnya digunakan untuk bahan baku industri. Rumput laut Eucheuma cottonii dibudidayakan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor yang digunakan untuk industry kosmetik atau farmasi.
  1. Eucheuma spinosum
Eucheuma spinosum masih satu  jenis dengan Eucheuma cottonii dan sama-sama sebagai penghasil karaginan.
  1. Gracilaria spp
Rumput laut Gracilaria spp dapat tumbuh baik di perairan payau. Gracilaria spp adalah jenis rumput laut yang bersifat agarofit yaitu jenis rumput laut penghasil agar-agar. Sentra produksi Gracilaria spp terletak di Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
  1. Sargassum spp
Sargassum spp merupakan jenis rumput laut yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sargassum spp adalah jenis rumput laut penghasil alginat. Di Indonesia Sargassum spp satu-satunya rumput laut penghasil alginat selain Turbinaria spp.
C.Tehnik budidaya rumput laut
Keberhasilan usaha budidaya rumput laut sangat tergantung pada berbagai hal yang saling terkait antara lain :
·         Pemilihan lokasi yang sesuai
·         Penyediaan bibit yang berkualitas
·         Penanaman bibit yang tepat
·         Pemilihan cara budidaya yang cocok
·         Perawatan yang rutin
·         Pengendalian hama dan penyakit yang akurat
·         Pemanenan dan penanganan pasca panen yang benar

Berbagai jenis rumput laut yang popular dibudidayakan di laut adalah kelompok
penghasil karagenan (Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum). Eucheuma cottonii mempunyai dua varietas yaitu coklat dan hijau, sedangkan Eucheuma spinosum umunyaberwarna hijau.
Secara umum Pra produksi dalam budidaya rumput laut yaitu :
1. Pemilihan lokasi
Persyaratan umum dalam melakukan pemilihan lokasi adalah sebagai berikut :
·         Relatif jauh dari muara sungai
·         Perairan tidak tercemar
·         Dasar perairan sebaiknya pasir berbatu karang
·         Secara alami terdapat pertumbuhan rumput laut atau lamun
2. Penyediaan bibit
Untuk mendapat pertumbuhan rumput laut yang optimal, bibit yang digunakan
harus berkualitas oleh karena itu perlu dilakukan seleksi bibit dengan criteria sebagai
berikut :
·         Umur bibit berkisar antara 25-30 hari
·         Bercabang banyak, rimbun. Ujungnya runcing, dan thalusnya besar
·         Warna spesifik terang/cerah
·         Tidak terdapat bercak-bercak dan terkelupas
·         Tidak terkena penyakit
3. Pengikatan bibit
Pengikatan bibit sebaiknya dilakukan dengan cepat setelah bibit tersediah.
Pengikatan bibit dikenal dengan tiga cara yaitu
·         Cara simpul pita
·         Cara loop pendek
·         Cara loop panjang

Kegiatan produksi dilakukan dengan :
1. Metode Lepas Dasar
Metode lepas dasar adalah cara menumbuhkan rumput laut diatas dasar perairan dengan menggunakan tali yang diikatkan pada patok yang dipasang secara teratur.
2. Metode Long Line
Metode long line adalah cara membudidayakan rumput laut dikolom air dekat permukaan perairan dengan menggunakan tali yang dibentangkan dari satu titik ketitik yang lain.
3. Metode Rakit Bambu Apung
Metode rakit bambu apung adalah cara membudidayakan rumput laut dikolom air (eupotik) dekat dengan permukaan perairan dengan menggunakan tali yang diikatkan pada konstruksi rakit bambu apung.
Budidaya di Tambak
Rumput laut yang paling banyak dibudidayakan di tambak adalah Glacillaria sp.
Garacilaria termasuk rumput laut yang bersifat eurihaline (dapat hidup di salinitas pada
kisaran salinitas yang lebar). Oleh kondisi ini gracilaria dapat dibudidayakan di laut maupundi tambak yang bersalinitas antara 15-30 ppt.
1. Budidaya Monokultur
Persyaratan lokasi yang dapat dijadikan tempat untuk budidaya Gracilaria sp. Antaralain sebagai berikut :
a.       Dasar tambak berupa pasir bercampur sedikit lumpur.
b.      Tambak yang ideal meliliki saluran pemasukan dan pengeluaran air yangberbeda.
c.       Pergantian air tambak mudah dilakukan.
d.      Salinitas air tambak berkisar 15-30 ppt.
e.       Suhu air berkisar antara 20-28oC.
f.       pH air berkisar antara 6-9
g.      kedalaman air tambak dapat diatur minimal 0,50-1,0 meter.
h.      Kondisi air tidak terlalu keruh sehingga cahaya matahari dapat langsung
i.        menembus kedalam dasar air.
j.        Bebas polusi baik limbah yang berasal dari pabrik industri maupun rumah tangga.
k.      Dekat dengan sumber air tawar.
l.        Akses menuju lokasi mudah dilalui alat transportasi seperti kendaraan roda dua(sepeda motor).
2. Budidaya polikultur
Polikultur merupakan perpaduan budidaya dengan dua atau lebih komoditas padasatu lahan budidaya, misalnya udang windu, bandeng dan rumput laut.
Tehnik budidaya pada tambak

Budidaya rumput laut di laut


v  . Penanganan pascapanen
a)      Pencucian
b)      Pengeringan dan penjemuran
c)      Pembersihan kotoran atau garam (sortasi)
d)     Pengepakan
e)      Pengangkutan
f)       Penyimpanan atau penggudangan

D.Perkembangan harga dan alur pasar pada komoditas Rumput laut
Sebagai komoditas komersial, bisnis rumput laut terus berkembang pada beberapalokasi di Indonesia, seperti: Sumatera,. Banten, Jawa Timur (Kabupaten Sumenep), di Gorontalo (Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Boalemo, dan Kabupaten Pahuwato), di NTT (sekitar pulau Sabu), Sulawesi Selatan (Kabupaten Takalar), NTB serta Bali. Namun, struktur pasar komoditi ini sangat tertutup, sehingga resiko pedagang cukup tinggi. Seiring dengan itu,jenis rumput laut yang diperdagangkan adalah Euchema cottonii, sedangkan jenis lain seperti: Euchema spinosum relatif terbatas. Harga E. cottonii pada tingkat petani dibeberapa daerah di Indonesia rata-rata mencapai (Rp. 800 per kg basah atau Rp. 4.600 per kg kering), sedangkan harga E. spinosum adalah sekitar (Rp 200 per kg basah atau Rp. 2.000 per kg kering).Di pasar domestik perdagangan komoditas ini lebih banyak dalam bentuk rumput laut kering. Perdagangan dalam bentuk rumput laut basah belum dikenal, hal ini terkait denganbelum berkembangnya industri pengolahan rumput laut basah yang dapat diproses menjadi berbagai produk turunan alginat.Perlu dicatat pada pasar domestik tidak ada standar mutu perdagangan rumput laut kering.Pada tingkat pedagang besar mutu rumput laut kering ditentukan secara visual dengan kandungan kadar air 35– 37%.
Harga rumput laut jenis E. Cottonii mentah pada petani kisaran Rp.8000 sedangkan dari hasil observasi di daerah Domas Serang Banten harga Rumput laut kering sekitar Rp 12.000 per kilogram. Rumput laut jenis Sargassum sp sekitar Rp.2.500 perkilogram. Dan jenis rumput laut Gracilaria sp ( bahan baku agar-agar ) sekitar Rp. 3.000 perkilogram.

Kandungan gizi dan manfaat Rumput laut
  • Nilai Nutrisi 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sirip ikan Hiu
  • Setiap satu ons Kandungan Kollagennya sama dengan 2 keping sarang burung walet
  • Mempunyai PH 7,6
  • Kandungan kalsium yang terdapat dalam rumput laut 37 lebih tinggi di bandingkan dengan hati ikan
  • Antioksidan 550 kali lebih kuat daripada Vitamin C
  • Rumput Laut mempunyai kandungan 40 kali lipat Vitamin A dibandingkan dengan
  • Beta Cartine atau 638kali lebih tinggi daripada daging sapi.
  • Kandungan protein yang terdapat di dalamnya 21 kali lebih banyak jika dibandingkan dengan susu
  • Kandungan Omega 3 dan Omega 6 yang terdapat didalamnya 2326 lebih banyak daripada ikan.
  • Kandungan mineralnya lebih banyak jika dibandingkan dengan sayur daratan di antaranya Kalsium, Kalium, Zat besi, Magnesium, Iodine, Potasium, Vitamin B6, B12, C ,A, Omega 3 dan Antioksidan.
Sumber :
Alex.R.2010.Prospek pengembangan Industri Rumput Laut dan Kemaritiman serta Langkah-langkahnya. http.//www.Amiryuris.blogspot.com
http.//.Penyuluhan Tentang Rumput Laut.kkp.go.id



Tidak ada komentar:

Posting Komentar