UJI ANALISA
KANDUNGAN BORAKS PADA PRODUK OLAHAN HASIL PERIKANAN
Henita
4443120684
4A Perikanan
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ABSTRACT
The
purpose of
this is to know the practical content of qualitative boraks on products
processed fisheries.Boraks shaped white crystalline compound is odorless and
stable at normal temperatures and pressures. Boraks is the chemical compound
with the name sodium tetraborat (NaB4O710H20). Some of the processed results of
fisheries such as meatballs, brain-the brain, somay, Meatball skewers
empek-empek, batagor,. Processed fishery products are the foods that are sold
around the Campus and surroundings is the food that we often encounter and we
eat in everyday life. Test results obtained that the negatives processed foods
contain boraks or safe from the womb boraks.
Keyword : boraks, food safety,processed
fishery
ABSTRAK
Tujuan
dari praktikum ini ialah untuk mengetahui kandungan boraks secara kualitatif
pada produk olahan perikanan.Boraks adalah
senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan
normal. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O710H20).Beberapa olahan hasil perikanan seperti
bakso,otak-otak,somay,bakso tusuk,empek-empek, batagor. Hasil olahan produk
perikanan tersebut merupakan makanan yang dijual dilingkungan sekitar kampus
dan merupakan makanan yang sering kita
jumpai dan kita makan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil uji yang didapatkan
bahwa makanan olahan tersebut negatif mengandung boraks atau aman dari
kandungan boraks.
Kata kunci :boraks, olahan perikanan,keamanan
pangan.
PENDAHULUAN
Manusia
semakin sadar akan pentingnya sumber makanan dan kandungan yang ada di dalam
makanannya. Hal ini terjadi karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan serta
kemajuan teknologi, sehingga diperlukan suatu cara untuk mengawasi keamanan
pangan.Dalam proses keamanan pangan, dikenal pula usaha untuk menjaga daya
tahan suatu bahan sehingga banyaklah muncul bahan-bahan pengawet yang bertujuan
untuk memperpanjang masa simpan suatu bahan pangan. Namun dalam praktiknya di
masyarakat, masih banyak yang belum memahami perbedaan penggunaan bahan
pengawet untuk bahan-bahan pangan dan non pangan. Formalin merupakan salah satu
pengawet non pangan yang sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan.selain
formalin ada juga boraks,boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih
tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks merupakan senyawa
kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O710H20). Jika larut dalam air akan menjadi
hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam
boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen, mengurangi kesadarahan
air dan antiseptic (Wardayati, 2012).
Boraks dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan
rupa yang bagus serta memiliki kekenyalan yang khas. Dengan kemampuan tersebut
boraks sering disalahgunakan oleh para produsen makanan yaitu digunakan sebagai
bahan pengawet pada makanan yang dijualnya seperti mie basah, bakso, lontong,
cilok, dan otak-otak dengan ciri-cirinya tekstur sangat kenyal, tidak lengket,
dan tidak mudah putus pada mie basah. Namun begitu boraks merupakan bahan tambahan makanan yang sangat
berbahaya bagi manusia karena bersifat racun (Hamdani, 2012).Boraks beracun
terhadap semua sel, bila tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan
syaraf pusat, ginjal dan hati. Konsentrasi tertinggi dicapai selama ekskresi.
Ginjal merupakan organ paling mengalami kerusakan dibandingkan dengan orang
lain. Dosis fatal untuk dewasa 15-20 g dan untuk anak-anak 3-6 g (Simpus,
2005). Pada praktik nyatanya
banyak oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab menambahkan bahan pengawet
yang membahayakan bagi kesehatan manusia. Sehingga ilmu mengenai pengujian
kandungan boraks perlu dilakukan untuk mengetahui apakah bahan makanan mengandung
boraks yang dapat membahayakan manusia serta sebagai uji untuk keamanan pangan.
Dala produk olahan hasil perikanan sangat rentan menggunakan bahan-bahan
pengawet mudah seperti itu ini karena produk olahan hasil perikanan lebih
cendrung mudah mengalami kerusakan dan kemunduran kualitas hal tersebut yang
menjadi latar belakang menambahkan bahan pengawet non pangan yang berbahaya
karena lebih praktis dan lebih murah.
Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini ialah untuk mengetahui kandungan boraks secara kualitatif
pada produk olahan perikanan.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum
Biokimia kali ini yang berjudul “Uji
Analisa Kandungan Boraks Pada Produk Olahan Hasil Perikanan“
dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 11 Juni 2014 pukul 21.00 WIB sampai
dengan 22.00 WIB di laboratorium TPHP(Teknologi Penangkapan Hasil Perairan) Fakultas
Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan diantaranya
gelas, baskom, ulekan,pipet tetes, pisau,kompor,lapadapun bahan yang digunakan
yaitu produk olahan perikanan (otak-otak,somay,batagor,bakso,bakso
tusuk,pempek), antiraks A,antiraks B,air,kertas kuning.
Prosedur
Kerja
Diagram Alir
Siapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
Ekstrak daging ikan : 10 gram daging ikan yang sudah
dihaluskan, tambahkan 50 ml air biasa
Didihkan pada wajan diatas kompor dan
dinginkan
Teteskan
regean Antiraks A 3 ml pada sampel
Masukan
kertas kuning pada sampel ,angin-anginkan
Teteskan
reagen B antiraks B 1-2 tetes pada kertas
kuning
Amati perubahan(+) warna biru kehijauan
HAS HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabehasil pengamatan
No
|
Nama
produk olahan perikanan
|
Keterangan
|
1
|
Bakso
ikan mang Kus
|
(-)
/ tidak mengandung boraks
|
2
|
Otak-otak
pasar Rau
|
(-)
/ tidak mengandung boraks
|
3
|
Somay
kampus
|
(-)
/ tidak mengandung boraks
|
4
|
Bakso
tusuk depan kampus
|
(-)
/ tidak mengandung boraks
|
5
|
Empek-empek
|
(-)
/ tidak mengandung boraks
|
6
|
Batagor
depan kampus
|
(-)
/ tidak mengandung boraks
|
Pembahasan
Boraks
adalah
senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan
normal. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O710H20). Jika larut dalam air akan menjadi
hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam
boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen, mengurangi kesadarahan
air dan antiseptic (Wardayati, 2012).
Pada paraktik nyatanya borks sering
disalahgunakan sebagai bahan pengawet bahan tambahan makanan yang sangat
berbahaya bagi manusia karena bersifat racun (Hamdani, 2012).Boraks beracun
terhadap semua sel, bila tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan
syaraf pusat, ginjal dan hati.
Berdasarkan
hasil uji kualitatif kandungan boraks yang dilkukan pada laboratorium TPHP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terhadap beberapa olahan hasil perikanan
seperti bakso,otak-otak,somay,bakso tusuk,empek-empek, batagor. Hasil olahan
produk perikanan tersebut merupakan makanan yang dijual dilingkungan sekitar
kampus dan merupakan makanan yang sering kita jumpai dan kita makan dalam
kehidupan sehari-hari. Hasil uji yang didapatkan bahwa makanan olahan tersebut
negatif mengandung boraks atau aman dari kandungan boraks.Namun walaupun
demikian tidak serta merta disimpulkan bahwa makanan-makanan tersebut aman
untuk dikonsumsi. Karena banyak aspek yang harus diperhatikan juga selain
kandungan boraks seperti kandungan
formalin,sanitasi dan hiegeine dalam pengolahan pruduk makanan tersebut. Jika
demikian ketelitian dan kehati-hatian konsumen lah yang harus jeli dalam
memilih dan membeli suatu produk makanan yang halal,aman dan menyehatkan.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Bahan-bahan
pengawet yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan suatu bahan pangan.
Namun dalam praktiknya di masyarakat, masih banyak yang belum memahami
perbedaan penggunaan bahan pengawet untuk bahan-bahan pangan dan non pangan.
Pada praktiknya banyak oknum-oknum kurang bertanggung jawab yang menngunakan
bahan pengaet non pangan yang membahayakan dan bersifat racun bagi tubuh
manusia. Berdasarkan
hasil uji kualitatif kandungan boraks yang dilkukan pada laboratorium TPHP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terhadap beberapa olahan hasil perikanan
seperti bakso,otak-otak,somay,bakso tusuk,empek-empek, batagor. Hasil olahan
produk perikanan tersebut merupakan makanan yang dijual dilingkungan sekitar
kampus dan merupakan makanan yang sering
kita jumpai dan kita makan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil uji yang didapatkan bahwa makanan olahan tersebut
negatif mengandung boraks atau aman dari kandungan boraks.Walaupun demikian ketelitian dan kehati-hatian konsumen
lah yang harus jeli dalam memilih dan membeli suatu produk makanan yang
halal,aman serta menyehatkan.
Saran
Dalam
melakukan praktikum sebaiknya disiplin dan selalu berhati-hati bagi setiap
praktikan dan selalu menjaga kordinasi antara praktikan dan asisten guna
tercipta praktikum yang baik dan lancar.
Daftar
Pustaka
Feseenden dan Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Binarupa
Aksara
Lehninger AL. 1982. Dasar – DasarBiokimiaJilidI.MaggyThenawijaya,
penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahandari: Principles of
Biochemistry.
Laetitia, W., 2006. Formalin dan Boraks
Sebagai Zat Pengawet Produk Pangan, (online), (http://ut.ac.id/. Diakses pada hari Selasa tanggal 10 Juni
2014)
Rinto,
Elmezi Arafah, Susila Budi Utama. 2009. Kajian Keamanan Pangan (Formalin,
Garam, Mikroba) Pada Ikan Sepat Asin Produksi Indralaya. Jurnal Pembangunan
Manusia Vol 8. No.2.
Ramadlan, A., 2012. Uji Boraks pada Bakso. Surabaya:
tidak diterbitkan
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U.
2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar :
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.