welcome to my blog

welcome to my blog
henitayahya

Senin, 15 Juni 2015

UJI ANALISA KANDUNGAN BORAKS



                                                                                  


UJI ANALISA KANDUNGAN BORAKS PADA PRODUK OLAHAN HASIL PERIKANAN

Henita
4443120684
4A Perikanan

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014

ABSTRACT
               
            The purpose of this is to know the practical content of qualitative boraks on products processed fisheries.Boraks shaped white crystalline compound is odorless and stable at normal temperatures and pressures. Boraks is the chemical compound with the name sodium tetraborat (NaB4O710H20). Some of the processed results of fisheries such as meatballs, brain-the brain, somay, Meatball skewers empek-empek, batagor,. Processed fishery products are the foods that are sold around the Campus and surroundings is the food that we often encounter and we eat in everyday life. Test results obtained that the negatives processed foods contain boraks or safe from the womb boraks.

Keyword : boraks, food safety,processed fishery
ABSTRAK
            Tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui kandungan boraks secara kualitatif pada produk olahan perikanan.Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O710H20).Beberapa olahan hasil perikanan seperti bakso,otak-otak,somay,bakso tusuk,empek-empek, batagor. Hasil olahan produk perikanan tersebut merupakan makanan yang dijual dilingkungan sekitar kampus dan merupakan makanan yang  sering kita jumpai dan kita makan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil uji yang didapatkan bahwa makanan olahan tersebut negatif mengandung boraks atau aman dari kandungan boraks.

Kata kunci :boraks, olahan perikanan,keamanan pangan.




PENDAHULUAN
Manusia semakin sadar akan pentingnya sumber makanan dan kandungan yang ada di dalam makanannya. Hal ini terjadi karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan serta kemajuan teknologi, sehingga diperlukan suatu cara untuk mengawasi keamanan pangan.Dalam proses keamanan pangan, dikenal pula usaha untuk menjaga daya tahan suatu bahan sehingga banyaklah muncul bahan-bahan pengawet yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan suatu bahan pangan. Namun dalam praktiknya di masyarakat, masih banyak yang belum memahami perbedaan penggunaan bahan pengawet untuk bahan-bahan pangan dan non pangan. Formalin merupakan salah satu pengawet non pangan yang sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan.selain formalin ada juga boraks,boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O710H20). Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen, mengurangi kesadarahan air dan antiseptic (Wardayati, 2012).
Boraks dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus serta memiliki kekenyalan yang khas. Dengan kemampuan tersebut boraks sering disalahgunakan oleh para produsen makanan yaitu digunakan sebagai bahan pengawet pada makanan yang dijualnya seperti mie basah, bakso, lontong, cilok, dan otak-otak dengan ciri-cirinya tekstur sangat kenyal, tidak lengket, dan tidak mudah putus pada mie basah. Namun begitu boraks merupakan bahan tambahan makanan yang sangat berbahaya bagi manusia karena bersifat racun (Hamdani, 2012).Boraks beracun terhadap semua sel, bila tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan syaraf pusat, ginjal dan hati. Konsentrasi tertinggi dicapai selama ekskresi. Ginjal merupakan organ paling mengalami kerusakan dibandingkan dengan orang lain. Dosis fatal untuk dewasa 15-20 g dan untuk anak-anak 3-6 g (Simpus, 2005).            Pada praktik nyatanya banyak oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab menambahkan bahan pengawet yang membahayakan bagi kesehatan manusia. Sehingga ilmu mengenai pengujian kandungan boraks perlu dilakukan untuk mengetahui apakah bahan makanan mengandung boraks yang dapat membahayakan manusia serta sebagai uji untuk keamanan pangan. Dala produk olahan hasil perikanan sangat rentan menggunakan bahan-bahan pengawet mudah seperti itu ini karena produk olahan hasil perikanan lebih cendrung mudah mengalami kerusakan dan kemunduran kualitas hal tersebut yang menjadi latar belakang menambahkan bahan pengawet non pangan yang berbahaya karena lebih praktis dan lebih murah.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui kandungan boraks secara kualitatif pada produk olahan perikanan.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
        Praktikum Biokimia kali ini yang berjudul “Uji Analisa Kandungan Boraks Pada Produk Olahan Hasil Perikanan“ dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 11 Juni 2014 pukul 21.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB di laboratorium TPHP(Teknologi Penangkapan Hasil Perairan) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat dan Bahan
      Alat-alat yang digunakan diantaranya gelas, baskom, ulekan,pipet tetes, pisau,kompor,lapadapun bahan yang digunakan yaitu produk olahan perikanan (otak-otak,somay,batagor,bakso,bakso tusuk,pempek), antiraks A,antiraks B,air,kertas kuning.
Prosedur Kerja
Diagram Alir
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Ekstrak  daging ikan : 10 gram daging ikan yang sudah dihaluskan, tambahkan 50 ml air biasa
Didihkan pada wajan diatas kompor dan dinginkan
Teteskan regean Antiraks A 3 ml pada sampel
Masukan kertas kuning pada sampel ,angin-anginkan
Teteskan reagen B antiraks B 1-2 tetes pada kertas  kuning

Amati perubahan(+) warna biru kehijauan




HAS HASIL DAN PEMBAHASAN 
Tabehasil pengamatan
No
Nama produk olahan perikanan
Keterangan
1
Bakso ikan mang Kus
(-) / tidak mengandung boraks
2
Otak-otak pasar Rau
(-) / tidak mengandung boraks
3
Somay kampus
(-) / tidak mengandung boraks
4
Bakso tusuk depan kampus
(-) / tidak mengandung boraks
5
Empek-empek
(-) / tidak mengandung boraks
6
Batagor depan kampus
(-) / tidak mengandung boraks

Pembahasan
            Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O710H20). Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen, mengurangi kesadarahan air dan antiseptic (Wardayati, 2012).  Pada paraktik nyatanya borks sering disalahgunakan sebagai bahan pengawet bahan tambahan makanan yang sangat berbahaya bagi manusia karena bersifat racun (Hamdani, 2012).Boraks beracun terhadap semua sel, bila tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan syaraf pusat, ginjal dan hati.
            Berdasarkan hasil uji kualitatif kandungan boraks yang dilkukan pada laboratorium TPHP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terhadap beberapa olahan hasil perikanan seperti bakso,otak-otak,somay,bakso tusuk,empek-empek, batagor. Hasil olahan produk perikanan tersebut merupakan makanan yang dijual dilingkungan sekitar kampus dan merupakan makanan yang sering kita jumpai dan kita makan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil uji yang didapatkan bahwa makanan olahan tersebut negatif mengandung boraks atau aman dari kandungan boraks.Namun walaupun demikian tidak serta merta disimpulkan bahwa makanan-makanan tersebut aman untuk dikonsumsi. Karena banyak aspek yang harus diperhatikan juga selain kandungan  boraks seperti kandungan formalin,sanitasi dan hiegeine dalam pengolahan pruduk makanan tersebut. Jika demikian ketelitian dan kehati-hatian konsumen lah yang harus jeli dalam memilih dan membeli suatu produk makanan yang halal,aman dan menyehatkan.





KESIMPULAN
Kesimpulan
            Bahan-bahan pengawet yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan suatu bahan pangan. Namun dalam praktiknya di masyarakat, masih banyak yang belum memahami perbedaan penggunaan bahan pengawet untuk bahan-bahan pangan dan non pangan. Pada praktiknya banyak oknum-oknum kurang bertanggung jawab yang menngunakan bahan pengaet non pangan yang membahayakan dan bersifat racun bagi tubuh manusia. Berdasarkan hasil uji kualitatif kandungan boraks yang dilkukan pada laboratorium TPHP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terhadap beberapa olahan hasil perikanan seperti bakso,otak-otak,somay,bakso tusuk,empek-empek, batagor. Hasil olahan produk perikanan tersebut merupakan makanan yang dijual dilingkungan sekitar kampus dan merupakan makanan yang  sering kita jumpai dan kita makan dalam kehidupan sehari-hari.        Hasil uji yang didapatkan bahwa makanan olahan tersebut negatif mengandung boraks atau aman dari kandungan boraks.Walaupun  demikian ketelitian dan kehati-hatian konsumen lah yang harus jeli dalam memilih dan membeli suatu produk makanan yang halal,aman serta menyehatkan.
Saran
            Dalam melakukan praktikum sebaiknya disiplin dan selalu berhati-hati bagi setiap praktikan dan selalu menjaga kordinasi antara praktikan dan asisten guna tercipta praktikum yang baik dan lancar.













Daftar Pustaka
Feseenden dan Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Binarupa Aksara
Lehninger AL. 1982. Dasar – DasarBiokimiaJilidI.MaggyThenawijaya, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahandari: Principles of Biochemistry.
Laetitia, W., 2006. Formalin dan Boraks Sebagai Zat Pengawet Produk Pangan, (online), (http://ut.ac.id/. Diakses pada hari Selasa tanggal 10 Juni 2014)
Rinto, Elmezi Arafah, Susila Budi Utama. 2009. Kajian Keamanan Pangan (Formalin, Garam, Mikroba) Pada Ikan Sepat Asin Produksi Indralaya. Jurnal Pembangunan Manusia Vol 8. No.2.
Ramadlan, A., 2012. Uji Boraks pada Bakso. Surabaya: tidak diterbitkan
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : 
       Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.