welcome to my blog

welcome to my blog
henitayahya

Jumat, 19 Desember 2014

NUTRITIONAL PHATOLOGY DALAM PERIKANAN KELAUTAN



MAKALAH NUTRITIONAL PHATOLOGY
Di ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Nutrisi Ikan




Disusun oleh :
Henita
4443120684




JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014

BAB 1

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Perikanan adalah sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar dalam upaya membangun kesejahteraan masyarakat. Sebagai Negara yang sedang berkembang, kebutuhan akan produk pangan bernilai gizi tinggi selalu meningkat. Oleh karena itu, sektor perikanan harus mendapat perhatian serius. Permintaan produk olahan ikan baik domestik maupun luar negeri meningkat dari tahun ke tahun. Sektor perikanan dapat dikembangkan di kolam atau tambak-tambak dengan menggunakan media air tawar atau air laut. Dan, kita memiliki aset kelautan yang begitu.
Pertumbuhan yang relatif lambat antara lain disebabkan oleh kandungan nutrisi yang tidak lengkap dan tidak seimbang, serta kemampuan ikan untuk mencerna suatu jenis pakan (Syukraini, 2012). Beberapa upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan antara lain dengan penggunaan enzim buatan yang menunjukan hasil yang lebih baik (Baruah, 2004), selain enzim penggunaan probiotik sangat mudah dan mengguntungkan digunakan bagi petani.
Kebutuhan nutrisi ikan, seperti halnya manusia ikan memerlukan nutrisi yang baik agar bisa hidup dengan sehat. Oleh karena itu ikan perlu diberi makan dengan makanan yang mengandung kadar nutrisi yang memadai. Nutrisi yang harus ada pada ikan adalah protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh adalah protein. Protein sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan ikan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui penyakit yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Patologi

Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh.Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik (Dana. D dan S. L. Angka. 1990). Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologi tubuh.Patologi adalah kajian dan diagnosis penyakit melalui pemeriksaan organ, jaringan, cairan tubuh, dan seluruh tubuh (autopsi). Patologi juga meliputi studi ilmiah terkait proses penyakit, disebut patologi umum.Patologi medis dibagi menjadi dua cabang utama, patologi anatomi dan patologi klinik (Agustina, L dan S. Purwanti.2009).Patologi umum, juga disebut investigasi patologi, eksperimental patologi atau teoretis patologi, merupakan luas dan kompleks lapangan ilmiah yang berusaha untuk memahami mekanisme cedera sel dan jaringan, seperti tubuh sarana untuk menanggapi dan memperbaiki cedera. Bidang studi termasuk adaptasi selular cedera, nekrosis, peradangan, penyembuhan luka dan neoplasia. Itu membentuk dasar patologi, penerapan pengetahuan ini untuk mendiagnosis penyakit pada manusia dan hewan.


2.2 Kebutuhan Zat Gizi Ikan
Kebutuhan zat gizi ikan tergantung pada jenis dan tingkatan stadianya. Ikan pada stadia dini memerlukan jumlah protein yang tinggi karena untuk mempertahankan hidup dan untuk pertumbuhan.
Sifat fisik dan bentuk pakan yang diberikan juga sangat tergantung pada jenis ikan tingkatan stadia ikan yang dibudidayakan. Pada tahap larva, merupakan fase pertumbuhan ikan yang cenderung lebih menyukai pakan alami. Pad fase fingerling lebih praktis dan efisien memberikan pakan buatan. Dilihat dari bentuknya ikan pada stadia dini memerlukan pakan berbentuk powder sedangkan pada stadia lanjut memerlukan bentuk pakan pellet.
Standar umum kebutuhan zat gizi ikan :

·         Ø Protein : Kebutuhan Protein untuk setiap jenis ikan/udang berbeda tergantung ukuran,jenis, kelompok ikan  ( Carnivora-Omnivora-Herbivora) Dll. Kadar protein yang dibutuhkan berkisar 18-50%.
·         Ø Lemak : sebagai sumber energi dan bau khas pakan (attractant) tidak kurang dari 3%.
·         Ø Serat Kasar:  Karbohidrat, semakin tinggi kadar serat kasar semakin jelek kualitas pakan. Kadar serat kasar maksimal 8%
·         Ø Abu : semakin tinggi semakin banyak jumlah pakan yang tidak tercerna. Kadar maksimal 15%
·         Ø Air :Kadar air maksimal 10%.

Ikan dikatakan sakit bila terjadi suatu kelainan baik secara anatomis maupun fisiologis. Secara anatomis terjadi kelainan bentuk bagian-bagian tubuh ikan seperti bagian badan, kepala, ekor, sirip dan perut. Secara fisiologis terjadi kelainan fungsi organ penglihatan, pernafasan, pencernaan, sirkulasi darah dan lain-lain. Salah satu penyebab rentannya ikan mengalami sakit adalah pemberian pakan yang kurang atau tidak mencukupi kandungan zat gizinya. Pakan ikan harus mengandung cukup protein karena protein yang dibutuhkan oleh ikan relatif tinggi. Kekurangan protein akan menurunkan daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit. Selain itu zat nutrisi lainnya seperti karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral juga harus sesuai dengan kebutuhan ikan.
1. Protein
Ikan membutuhkan protein banyak untuk sintesis asam amino. Kualitas protein untuk pakan ikan adalah ada atau banyaknya asam amino esensial (EAA) yang dapat dilihat dari ketidak normalan pertumbuhan.
2. Lemak
Kekurangan lemak pada pakan menyebabkan penyakit yang serius. Jaringan ikan mengandung asam lemak essensial seri n-3 sehingga pakan ikan harus cukup lemak n-3 (linolenic) dan n-6 (linoleic). Kekurangan lemak akan mengakibatkan bengkak dan pucat liver dengan infiltrasi lemak, anemia. Masalah utama pakan berisi lemak, yaitu tingginya polyunsaturated fatty acids (PUFA) termasuk n-3 dan n-6 asam lemak karena mudah teroksidasi oleh oksigen.
3. Serat
Belum diketahui efek patologi pada ikan walaupun mempengaruhi pertumbuhan.
4. Vitamin
Vitamin sangat dibutuhkan pada ikan agar proses metabolisme didalam tubuhnya normal. Kekurangan vitamin dapat mengakibatkan kelainan pada tubuh ikan, baik kelainan morfologis maupun kelainan fisiologis.
Kekurangan Vitamin A, akan mengakibatkan :
·  Pertumbuhan lambat;
·  Kornea mata jadi lunak, mata menonjol, bahkan sampai terjadi kebutaan;
·  Pendarahan pada kulit dan ginjal.
Kekurangan Vitamin B1, akan mengakibatkan:
·  Ikan lemah, kekurangan nafsu makan;
·  Timbulnya pendarahan atau penyumbatan pembuluh darah;
·  Abnormalitas gerakan yaitu kehilangan keseimbangan;
·  Ikan warna pucat.
Kekurangan Vitamin B2, akan mengakibatkan:
·  Mata ikan keruh, pendarahan pada mata, lama-lama dapat mengakibatkan kebutaan;
·  Nafsu makan hilang;
·  Ikan warna gelap;
·  Pertumbuhan lamban;
·  Pendarahan timbul pada kulit dan sirip.
1.                  Kekurangan Vitamin B6, akan mengakibatkan:
·  Frekwensi pernafasan meningkat;
·  Ikan kehilangan nafsu makan;
·  Ikan mengalami kekurangan darah.
2.                  Kekurangan Vitamin C, akan mengakibatkan:
·  Ikan warna lebih gelap;
·  Pendarahan terjadi pada kulit, hati, dan ginjal;
·  Selain itu kekurangan Vitamin C menyebabkan terjadinya kelainan pada tulang belakang, bengkok arah samping (scoliosis), bengkok arah atas dan bawah (lordosis).

            Penyakit nutritif dapat terjadi meskipun prosentasinya relatif jarang terjadi. Pakan buatan yang terkontaminasi oleh aspergillus flavus, dan penicellum sp. dapat menjadi penyebab udang menderita keracunan. Faktor penyebabnya adalah pakan yang diberikan sudah masa kedaluwarsa, dan disimpan pada kondisi lembab.


 

 

BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

 Kebutuhan zat gizi ikan tergantung pada jenis dan tingkatan stadianya. Ikan pada stadia dini memerlukan jumlah protein yang tinggi karena untuk mempertahankan hidup dan untuk pertumbuhan. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai dalam usaha budidaya ikan, dan  dapat menyebabkan kegagalan dalam budidaya ikan. Penyakit ikan erat hubungannya dengan lingkungan dimana ikan berada serta asupan nutrisi yang masuk dalam tubuh ikan. Dalam pencegahan dan pengobatan penyakit, selain dilakukan pengendalian terhadap lingkungan, juga perlu diketahui hal-hal  yang bersangkutan dengan timbulnya penyakit ikan seperti pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan ikan.

3.2 Saran

            Dalam pencegahan dan pengobatan penyakit, selain dilakukan pengendalian terhadap lingkungan, juga perlu diketahui hal-hal  yang bersangkutan dengan timbulnya penyakit ikan seperti pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan ikan.



 

DAFTAR PUSTAKA


Agustina, L dan S. Purwanti. 2009. Patologi.Lembaga Pengembangan Sumberdaya Peternakan (INDICUS). Makasar.

Afrianto dan Liviawaty. 2003. Pengendalian hama dan penyakit ikan. Penerbit kanisius. Yogyakarta

Amrullah, I.K. 2004. Nutrisi Pada Hewan.Lembaga Satu Gunungbudi. Bogor.

Dana. D dan S. L. Angka. 1990. ‘Masalah Patologi Ikan. Makalah Pada Seminar Nasional II Penyakit Ikan Dan Udang. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor. 121 hal
Mudjiman A. 2002. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal:9-10

Prabowo W.T.2005. Peggunaan Kombinasi Tepung Ikan, Tepung Bungkil Kedelai dan Tepung Rebon Yang Berbeda Dalam Pakan Juvenil Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). Skripsi. Bogor:IPB



9
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar