welcome to my blog

welcome to my blog
henitayahya

Kamis, 04 Desember 2014

UJI ORGANOLEPTIK BANDENG PRESTO





                                                          


UJI ORGANOLEPTIK BANDENG PRESTO
HENITA
                     4443120684

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014

ABSTRAK

Bandeng presto adalah salah satu bentuk olahan ikan dengan prinsip pemanasan bertekanan tinggi yang di campur atau dilumuri dengan bumbu-bumbu sehingga tulang menjadi lunak. Praktikum pembuatan bandeng presto dilakasnakan pada dilaksanakan pada hari rabu, tanggal  12 November 2014 pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB di laboratorium TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Perairan) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan praktikum ini ialah untuk  mengetahui  bandeng presto mutu terbaik dengan perbedaan waktu pemanasan. Nilai mean rank yang paling tinggi dari uji duncan yaitu perlakuan lamanya pemprestoan perlakuan terbaik yaitu dengan lama waktu 60 menit berdasarkan dari uji organoleptik meliputi kenampakan,aroma,tekstur dan rasa yang dilakukan para panelis.
Kata kunci : ikan bandeng, presto,uji organoleptik
PENDAHULUAN
Dalam industri pengolahan ikan, kesempurnaan penanganan ikan segar memegang peranan penting karena hal ini menentukan hasil olahan, sehingga perlu dipikirkan suatu teknologi yang dapat memperbaiki penanganan  pasca panen dan dapat menganekaragamkan hasil olahan dari ikan. Alternatif penanganan ikan yang hingga kini masih dilakukan secara tradisional ataupun modern adalah olahan bandeng seperti ikan bandeng.  Bandeng presto adalah salah satu bentuk olahan ikan dengan prinsip pemanasan bertekanan tinggi yang di campur atau dilumuri dengan bumbu-bumbu sehingga tulang menjadi lunak. Pengolahan ikan ini sudah cukup memasyarakat, terutama dikalangan nelayan. Ikan bandeng merupakan suatu komoditas perikanan yang memiliki rasa cukup enak  dan gurih sehingga banyak digemari masyarakat. Selain itu, harganya juga terjangkau oleh  segala lapisan masyarakat.
Cara  pembuatan bandeng presto yang dilakukan sangat bervariasi tergantung daerah, jenis ikan, dan kebiasaan  pengolah. Pada umumnya ikan bandeng diolah secara tradisional antara lain dengan cara  pengasapan, penggaraman dan pemindangan. Dengan demikian proses pembuatan bandeng presto cukup mudah dilakukan dan relatif murah sehingga perlu adanya pengujian secara organoleptik agar mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap hasil dari olahan bandeng presto tersebut. Maka dengan melakukan uji organolpetik akan dapat diketahui taraf kesukaan dan perlakuan terbaik yang diminati dan digemari oleh konsumen.
Adapun tujuan dalam praktikum ini ialah mengetahui  bandeng presto mutu terbaik dengan perbedaan waktu pemanasan.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bandeng Duri Lunak ( Bandeng Presto)  
            Menurut SNI No: 4106.1-2009, bandeng presto/duri lunak adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan utuh yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, sortasi, penyiangan, pencucian, perendaman, pembungkusan,  pengukusan, pendinginan, pengepakan, pengemasan, penandaan, dan penyimpanan.
 Bandeng presto adalah salah satu bentuk olahan ikan dengan prinsip pemanasan bertekanan tinggi yang di campur atau dilumuri dengan bumbu-bumbu sehingga tulang menjadi lunak.
B.Uji  Organoleptik Bandeng Presto
  Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk mempegunakan suatu produk. Uji Organoleptik atau uji indera atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk.
Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam uji organoleptik adalah adanya contoh (sampel), adanya panelis, dan pernyataan respon yang jujur. Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat indrawinya.Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut. Tujuan diadakannya uji organoleptik terkait langsung dengan selera. Setiap orang di setiap daerah memiliki kecenderungan selera tertentu sehingga produk yang akan dipasarkan harus disesuaikan dengan selera masyarakat setempat. Selain itu disesuaikan pula dengan target konsumen, apakah anak-anak atau orang dewasa. Tujuan uji organoleptik adalah untuk:
·         pengembangan produk dan perluasan pasar
·         pengawasan mutu –> bahan mentah, produk, dan komoditas
·         perbaikan produk
·         membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing
·         evaluasi penggunaan bahan, formulasi, dan peralatan baru
C. Kandungan gizi ikan bandeng
Ikan bandeng adalah salah satu jenis ikan yang favorit, karena mempunnyai rasa yang mak-nyus sekali jika di masak dengan bumbu yang pas. ikan bandeng kebanyakan di sajikan dimasakan pandang, namun banyak juga warung-warung makan menyajikan makanan jenis ini. selain mempunyai rasa yang enak, ikan ini mempunyai kandungan gizi yang sangat banyak sekali dan sangat bermanfaat bagi tubuh kita. kandungan gizi pada Ikan Bandeng, mengandung energi sebesar 129 kilokalori, protein 20 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 4,8 gram, kalsium 20 miligram, fosfor 150 miligram, dan zat besi 2 miligram.  Selain itu di dalam Ikan Bandeng juga terkandung vitamin A sebanyak 150 IU, vitamin B1 0,05 miligram dan vitamin C 0 miligram.  Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Ikan Bandeng, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 80 %.
C. Mekanisme Kerja Presto
 Proses pengolahan bandeng duri lunak dengan uap air panas bertekanan tinggi menyebabkan tulang dan duri menjadi lunak. Selain itu uap air panas yang bertekanan tinggi ini sekaligus berfungsi menghentikan aktifitas mikroorganisme pembusuk ikan, kerasnya tulang ikan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik pada tulang. Bahan anorganik meliputi unsur-unsur kalsium, phosphor, magnesium, khlor dan flour sedangkan bahan organik adalah serabut-serabut kolagen. Tulang menjadi rapuh dan mudah hancur bila bahan organik yang terkandung di dalamnya larut.

METODOLOGI

Praktikum Rekayasa Proses kali ini yang berjudul “Uji Organoleptik Bandeng Presto ” dilaksanakan pada hari rabu, tanggal  26 November 2014 pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB di laboratorium TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Perairan) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat yang digunakan diantaranya yaitu Pisau, kompor, wajan, nampan, timbangan elektrik, baskom, mangkok, blender, ulekan talenan.Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu 2 ikan bandeng, garam,air,daun pisang,bumbu-bumbu.
Prosedur kerja dalam Prosedur kerja dalam Prosedur kerja dalam pengujian organoleptik ikan bandeng presto adalah persiapan alat dan bahan serta dilakukan penggorengan ikan dan persiapan bagi panelis penguji yang terdiri dari 20 orang. Lakukan pengamatan meliputi rasa,bau,kenampakan dan tekstur.
Diagram alir








 





 

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis SPPS  data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Grafik 1. Kenampakan
Berdasarkan pengujian organoleptik dari hasil praktikum bandeng presto kenampakan tertinggi dengan waktu pemprestoan selama 60 menit atau 1 jam dan kenampakan terendah pada waktu 30 menit. Hal ini didasarkan pada pengaruh dari kenampakan yang meliputi warna, penyerapan bumbu-bumbu serta cara penghidangan hasil olahan yang cuikup menarik atau tidak. 
Grafik 2. Aroma
Pembahasan mengenai garfik yang diperoleh akan taraf aroma  bahwa aroma tertinggi dan disukai para panelis yaitu dengan lama pemprestoan 60 menit. Aroma tersebut ditimbul dari bumbu yang diberikan. Aroma yang khas yaitu dari aroma kunyit dan serai. Jika diuji pada aplikasi spps bahwa lamanya pemprestoan terhadap kualitas aroma bandeng presoto tidal berpengaruh sehingga tidak dilakukan uji lanjut atau uji duncan.
Grafik 3. Tekstur
Pengamatan hasil uji organoleptik dari segi tekstur menggunakan indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus. Hasil yang didapatkan dari uji tekstur bandeng presto, bahw tekstur terasa lembut dan tulang ikan menjadi lunak hal tersebut karena pengaruh tekanan pada saat pemprestoan. Tekstur dengan tingkat terbaik terdapat pada perlakuan lamanya pemprestoan adalah selama 60 menit. Kemudian data yang ada diolah kembali menggunakan SPSS dan didapatkan bahwa lamanya waktu pemprestosn berpengaruh pada tekstur olahan bandeng presto.
Grafik 4. Rasa
Pengujian terhadap rasa bandeng presto dari grafik diperoleh data bahwa rasa terbaik terdapat pada perlakuan lamanya pemprestoan adalah selama 60 menit .Hal ini jika data diolah lebih lanjut bahwa didapat kesimpulan lamanya pemprestoan berpengaruh terhadap rasa bandeng presto tersebut. rasa yang ditimbulkan memiiki ciri khas yang dihasilkan oleh rasa daging ikan yang gurih serta bumbu-bumbu yang ditambahkan. Jika data yang diperoleh dari pengamatan mengenai kenampakan ,tekstur, rasa dan aroma berpengaruh maka dilakukan pengujian duncan untuk mengetahui rank pengaruh hasil yang didapatkan.

KESIMPULAN
Pada pratikum ini menunjukan bahwa perbedaan waktu pemanasan menggunakan panci presto berpengaruh terhadap kualitas hasil dari olahan bandeng presto. Jika data yang diperoleh dari pengamatan mengenai kenampakan ,tekstur, rasa dan aroma berpengaruh maka dilakukan pengujian duncan untuk mengetahui rank pengaruh hasil yang didapatkan. Nilai mean rank yang paling tinggi dari uji duncan yaitu perlakuan lamanya pemprestoan perlakuan terbaik yaitu dengan lama waktu 60 menit berdasarkan dari uji organoleptik meliputi kenampakan,aroma,tekstur dan rasa yang dilakukan para panelis.
            Diharapkan untuk praktikum selanjutnya akan lebih baik lagi, tertib dan nyaman. Selain itu diharapkan pula agar praktikum ini dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari- hari sehingga dapat dikembangkan dan diberitahukan kepada masyarakat lua

DAFTAR PUSTAKA
Adawyah,  2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta
Arifudin, R. 1983. Bandeng duri lunak dalam Kumpulan Hasil Penelitian Teknologi Pasca  Panen Perikanan. BPTP. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Idonesia No. 01-2729.1-2006 Mutu  Ikan Segar. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Idonesia No. 4106.1-2006 Bandeng  Presto Bagian I. Jakarta.
Direktorat Pemasaran Dalam Negeri. 2012. Warta Pasar Ikan dan Kemandirian Pangan. Dirjen PPHP
Purnomowati, I. 2006. Bandeng Duri Lunak. Kanisius. Yogyakarta
Saleh, 2002. Kumpulan Hasil-Hasil Penelitian Pasca Panen Perikanan. Pusat Riset Pengolahan Produk Dan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan Badan Riset Kelautan Dan Perikanan Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.
Teknologi desa.Jakarta : Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja,
 1983. Seri PengolahanPangan. Hal. 14-16












ANOVA


Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Kenampakan
Between Groups
3.977
5
.795
.967
.441
Within Groups
103.682
126
.823


Total
107.659
131



Aroma
Between Groups
5.583
5
1.117
1.290
.272
Within Groups
109.045
126
.865


Total
114.629
131



Tekstur
Between Groups
10.061
5
2.012
2.408
.040
Within Groups
105.273
126
.835


Total
115.333
131



Rasa
Between Groups
13.129
5
2.626
2.744
.022
Within Groups
120.591
126
.957


Total
133.720
131




Tidak ada komentar:

Posting Komentar