Praktikum TPHP Selasa, 26 November 2014
PEMBUATAN
BANDENG PRESTO
HENITA
4443120684
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ABSTRAK
Bandeng presto adalah salah satu bentuk olahan ikan
dengan prinsip pemanasan bertekanan tinggi yang di campur atau dilumuri dengan
bumbu-bumbu sehingga tulang menjadi lunak. Praktikum
pembuatan bandeng presto dilakasnakan pada dilaksanakan pada hari rabu,
tanggal 12 November 2014 pukul 10.00
sampai dengan 12.00 WIB di laboratorium TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil
Perairan) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan dalam
praktikum ini ialah mengetahui cara pembuatan bandeng presto dengan perbedaan
waktu pemanasan Pada pratikum ini menunjukan
bahwa perbedaan waktu pemanasan menggunakan panci presto berpengaruh terhadap
kualitas hasil dari olahan bandeng presto.
Kata
kunci : duri lunak, ikan
bandeng, presto
PENDAHULUAN
Sejauh ini, pembangunan perikanan yang
dilakukan telah menunjukkan hasil yang nyata dan positif terhadap pembangunan
nasional. Hal ini terlihat dari sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor
perikanan terhadap PDB Nasional yang terus meningkat. Kontribusi sektor
perikanan dan kelautan terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 12,4%. Bahkan
industri perikanan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara langsung.
(Dahuri, 2004).
Dalam
industri pengolahan ikan, kesempurnaan penanganan ikan segar memegang peranan
penting karena hal ini menentukan hasil olahan, sehingga perlu dipikirkan suatu
teknologi yang dapat memperbaiki penanganan pasca panen dan dapat
menganekaragamkan hasil olahan dari ikan. Alternatif penanganan ikan yang
hingga kini masih dilakukan secara tradisional ataupun modern adalah olahan
bandeng seperti ikan bandeng. Bandeng
presto adalah salah satu bentuk olahan ikan dengan prinsip pemanasan bertekanan
tinggi yang di campur atau dilumuri dengan bumbu-bumbu sehingga tulang menjadi
lunak. Pengolahan ikan ini sudah cukup
memasyarakat, terutama dikalangan nelayan. Ikan bandeng
merupakan suatu komoditas perikanan yang memiliki rasa cukup enak dan gurih sehingga banyak digemari
masyarakat. Selain itu, harganya juga terjangkau oleh segala lapisan masyarakat.
Pada umumnya ikan bandeng diolah
secara tradisional antara lain dengan cara pengasapan, penggaraman dan pemindangan. Cara
pengolahan tersebut hanya merubah komposisi
daging, rasa serta tekstur ikan, tetapi tidak dapat melunakkan tulang yang
banyak terdapat dalam daging ikan
bandeng. Untuk mengatasi gangguan tulang – tulang ini, ada suatu cara
pengolahan khusus yang produknya disebut bandeng duri lunak(bandeng presto). Produk olahan ikan duri lunak,
sesuai dengan namanya, mempunyai duri/tulang yang lunak. Pengolahan ikan duri
lunak merupakan modifikasi dari pemasakan tradisional (ikan pindang).
Dibandingkan dengan cara tradisional, waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan
bertekanan lebih singkat. Produk akhimya mempunyai warna, aroma dan rasa yang
tidak banyak berubah dibandingkan dengan ikan segarrya, tekstur dagingnya
menjadi lebih padat dan kenyal (dibandingkan dengan ikan pindang) dan
duri/tulang menjadi lunak sehingga seluruh bagian tubuh ikan dapat dikonsumsi.
Adapun tujuan
dalam praktikum ini ialah mengetahui cara pembuatan bandeng presto dengan
perbedaan waktu pemanasan.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi dan Morfologi
Menurut
Saanin (1968), klasifikasi ikan bandeng (Chanos chanos Forsk)
adalah
sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Sub
phylum : Vertebrata
Class
: Pisces
Sub
class : Teleostei
Ordo
: Malacopterygii
Family
: Chanidae
Genus
: Chanos
Species : Chanos chanos Forsk
. Ikan Bandeng
mempunyai ciri-ciri seperti badan memanjang, padat, kepala tanpa sisik, mulut kecil terletak di depan mata. Mata
diselaputi oleh selaput bening ( subcutaneus ). Pada umumnya ikan bandeng
diolah secara tradisional antara lain dengan cara pengasapan, penggaraman dan
pemindangan. Cara pengolahan tersebut hanya merubah komposisi daging, rasa
serta tekstur ikan, tetapi tidak dapat melunakkan tulang yang banyak terdapat
dalam daging ikan bandeng.
B.
Pengertian Bandeng Duri Lunak ( Bandeng Presto)
Menurut SNI
No: 4106.1-2009, bandeng presto/duri lunak adalah produk olahan hasil perikanan
dengan bahan baku ikan utuh yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan
bahan baku, sortasi, penyiangan, pencucian, perendaman, pembungkusan, pengukusan, pendinginan, pengepakan,
pengemasan, penandaan, dan penyimpanan.
Bandeng
presto adalah salah satu bentuk olahan ikan dengan prinsip pemanasan bertekanan
tinggi yang di campur atau dilumuri dengan bumbu-bumbu sehingga tulang menjadi
lunak.
C. Mekanisme Kerja Presto
Proses pengolahan bandeng duri lunak dengan
uap air panas bertekanan tinggi menyebabkan tulang dan duri menjadi lunak.
Selain itu uap air panas yang bertekanan tinggi ini sekaligus berfungsi
menghentikan aktifitas mikroorganisme pembusuk ikan, kerasnya tulang ikan
disebabkan adanya bahan organik dan anorganik pada tulang. Bahan anorganik
meliputi unsur-unsur kalsium, phosphor, magnesium, khlor dan flour sedangkan
bahan organik adalah serabut-serabut kolagen. Tulang menjadi rapuh dan mudah
hancur bila bahan organik yang terkandung di dalamnya larut.
E. Bumbu
Bumbu memegang peranan penting
karena menentukan cita rasa produk akhir. Selain itu daya awet ikan Bandeng duri lunak juga
dapat ditunjang oleh penggunaan bumbu dalam proses pengolahannnya. Ada 2 macam bumbu yang digunakan
dalam pembuatan Bandeng duri lunak,
yaitu bumbu rendam dan bumbu urap. Istilah tersebut mengacu pada cara perlakuan pada waktu memberikan bumbu, ada
yang digunakan untuk merendam bandeng dan
ada yang diurapkan ke seluruh tubuh bandeng. Bahkan ada juga yang langsung
merebus bandeng dalam larutan garam.
Cara terakhir ini biasanya digunakan
dalam pembuatan bandeng duri lunak
secara tradisional, ya ng memakan waktu sekitar 6 sampai 7 jam (Purnomowati, 2006).
METODOLOGI
Praktikum
Teknologi Pengolahan Hasil Perairan kali ini yang berjudul “Pembuatan Bandeng
Presto ” dilaksanakan pada hari rabu, tanggal
26 November 2014 pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB di laboratorium
TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Perairan) Fakultas Pertanian Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat yang digunakan diantaranya
yaitu Pisau, kompor, wajan, nampan, timbangan elektrik, baskom, mangkok,
blender, ulekan talenan.Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum
ini, yaitu 2 ikan bandeng, garam,air,daun pisang,bumbu-bumbu.
Prosedur kerja
dalam pembuatan bandeng presto adalah ikan yang digunakan merupakan ikan bandeng
terlebih dahulu lakukan penimbangan awal pada ikan setelah itu lakukan
penyiangan ikan meliputi insang, isi perut, dan sisik. Lakukan pembuatan bumbu
hingga halus, bumbu terdiri dari garam, kemiri, cabai, kunyit, bawang merah,
bawang putih, serai, dan daun salam. Setelah bumbu halus ikan dilumuri dengan
bumbu hingga merata dan lakukan proses presto dengan alat panci presto selama
30 menit untuk kelompok 1 dan 2. Setelah semuanya selesai lakukan uji organoleptik dan amati.
KESIMPULAN
Pada pratikum
ini menunjukan bahwa perbedaan waktu pemanasan menggunakan panci presto
berpengaruh terhadap kualitas hasil dari olahan bandeng presto. Berdasarkan
hasil yang telah dilakukan pada masing-masing kelompok ikan bandeng prseto
dengan pengaruh lamanya peprestoan perlu dilakukan pengujian organoleptik. Pada
praktiknya pembuatan bandeng presto merupakan salah satu bentuk pengolahan ikan
untuk pengawetan dan daya simpan yang lebih lama serta menambah cita rasa agar
menarik para konsumen selain itu sebagai bentuk dari diversifikasi pangan
khususnya pengolahan ikan. Pengolahan ikan pindang relatif murah, mudah
dilakukan dan menggunakan bahan dan alat-alat yang cukup sederhana.
Diharapkan
untuk praktikum selanjutnya akan lebih baik lagi, tertib dan nyaman. Selain itu
diharapkan pula agar praktikum ini dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-
hari sehingga dapat dikembangkan dan diberitahukan kepada masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, 2007. Pengolahan
dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta
Arifudin, R. 1983. Bandeng duri lunak dalam Kumpulan
Hasil Penelitian Teknologi Pasca Panen
Perikanan. BPTP. Jakarta.
Badan
Standardisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Idonesia No. 01-2729.1-2006
Mutu Ikan Segar. Jakarta.
Badan
Standardisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Idonesia No. 4106.1-2006 Bandeng
Presto Bagian I. Jakarta.
Direktorat Pemasaran Dalam Negeri.
2012. Warta Pasar Ikan dan Kemandirian Pangan. Dirjen PPHP
Purnomowati,
I. 2006. Bandeng Duri Lunak. Kanisius. Yogyakarta
Saleh, 2002.
Kumpulan Hasil-Hasil Penelitian Pasca Panen Perikanan. Pusat Riset
Pengolahan Produk Dan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan Badan Riset
Kelautan Dan Perikanan Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.
Teknologi
desa.Jakarta : Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja,
1983. Seri PengolahanPangan. Hal. 14-16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar