welcome to my blog

welcome to my blog
henitayahya

Selasa, 09 Desember 2014

PENGAMBILAN LEUKOSIT PADA IKAN NILA





PENGAMBILAN LEUKOSIT PADA IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)
Henita
4443120684
Kelompok : 3
Shift : 2

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
 

ABSTRAK

Salah satu indikator terjadinya infeksi  pada ikan yaitu adanya perubahan pada gambaran darah. Praktikum Kesehatan Ikan kali ini yang berjudul berjudul “Pengambilan Leukositt  pada ikan nila” dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 2 Desember 2014 pukul 15.00 sampai dengan 17.00 WIB di Laboratorium BDP (Budidaya Perairan ) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. tujuan dalam praktikum ini ialah untuk untuk mengetahui cara pengambilan dan mengetahui kadar eritrosit  pada ikan nila. Menurut Lagler  et al . (1977) kisaran normal leukosit  ikan nila 20.000 sel/mm3-150.000 sel/mm3. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah leukosit adalah kondisi dan kesehatan tubuh ikan.
Kata kunci : hematologis,ikan nila,leukosit


PENDAHULUAN
 Ikan nila  (Oreochromis niloticus) terkenal sebagai  ikan yang tahan terhadap perubahan lingkungan hidup.  Ikan nila dapat hidup di lingkungan air tawar, air  payau, dan air asin (Suyanto, 2005). Perubahan lingkungan tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada ikan nila. Sistem peredaran darah dapat dijadikan parameter mendiagnosa ikan mengalami gangguan kesehatan atau tidak. Sistem peredaran darah  pada semua organisme merupakan proses fisiologis yang sangat penting. Untuk melakukan aktivitas, sel jaringan, maupun organ membutuhkan nutrisi dan oksigen. Bahan-bahan ini dapat disuplai hanya bila peredaran darah berjalan normal. Karenanya, semua semua fungsi dari setiap organ dalam tubuh kadang-kadang dapat dilihat pada darah. Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah oleh pemompaan jantung. Darah pada umumnya terdiri dari plasma, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan sel darah pembeku (trombosit). Salah satu indikator terjadinya infeksi  pada ikan yaitu adanya perubahan pada gambaran darah. Ikan yang terinfeksi akan  mengalami perubahan pada konsentrasi hemoglobin, jumlah leukosit total dan jumlah  eritrosit. (Lagler et al dalam  Dopongtonung (2008).
Kondisi kesehatan ikan nila sulit ditentukan  secara visual, karena ikan nila seringkali tidak  menunjukkan tanda-tanda yang mengindikasikan ikan  tersebut terserang suatu penyakit. Oleh karena itu, para  petani ikan tetap mempertahankan cara budidaya yang  selama ini mereka lakukan. Dengan demikian, diperlukan  metode lain untuk mengetahui kondisi kesehatan ikan nila, selain pengamatan morfologi, dan gejala klinis yang tampak dari luar. Pemeriksaan parameter hematologis  terhadap nila perlu dilakukan. Pemeriksaan parameter  hematologis meliputi pemeriksaan nilai hematokrit, kadar  hemoglobin, jumlah sel darah merah(eritosit), jumlah sel darah putih (leukosit)  dan pengamatan parasit yang terdapat dalam darah. Oleh karena itu, penting bagi kita melakukan pengujian terhadap kualitas darah dari suatu jenis ikan atau organisme akuatik lainnya untuk mengetahui dan menyimpulkan kondisi dari organisme tersebut. Pengujian tersebut dapat dilakukan dengan menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih dari suatu sampel ikan. Sehingga dalam praktikum ini dilakukan pengukuran kadar leukosit  pada ikan nila sebagai langkah yang nantinya dapat di aplikasikan ke kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan dalam praktikum ini ialah untuk mengetahui cara pengambilan dan mengetahui kadar leukosit  pada ikan nila.

METODOLOGI
Praktikum Kesehatan Ikan kali ini yang berjudul “Pengambilan Leukosit pada Ikan Nila” dilaksanakan pada hari rabu, tanggal  2 Desember 2014 pukul 15.00 sampai dengan 17.00 WIB di Laboratorium BDP (Budidaya Perairan ) Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat yang digunakan diantaranya yaitu syringe, pipet sahli, pipet tetes, mikroskop, haemocytometer, batang pengaduk, baskom. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu ikan nila dan cairan anti koagulan, larutan turks, air aquades.
 Prosedur kerja dalam pengukuran leukosit ikan nila adalah langkah pertama lakukan pengambilan darah pada bagian vertebratae ikan nila dengan menggunakan sirink. Kemudian hisap menggunakan pipet sahli pada skala merah hingga menunjukan sakala 0,5. Tambahkan larutan turks sampai skala 11 aduk darah dengan memebentuk angka 8 sekitar 3-5 menit agar darah dan larutan hayems homogen. Setelah itu 2 tetes pertama larutan darah dalam pipet dibuang, teteskan pada haemocytometer type Nauber dan tutup dengan gelas penutup. Amati darah dan hitung menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400 x. Dan langkah terakhir hitung jumlah leukosit menggunakan rumus perhitungan yang sudah ditetapkan.

Diagram alir
Ikan ditimbang
pengambilan darah pada ikan nila dengan sirink
hisap dengan pipet yang berisi bulir pengaduk (merah,skala 0,5)
tambahkan larutan turk’s sampai skala 11
aduk darah dengan memebentuk angka 8 selama 3-5 menit
2 tetes pertama larutan darah dalam pipet dibuang, teteskan pada haemocytometer type Nauber dan tutup dengan gelas penutup

 
hitung jumlah sel darah putih (leukosit) dengan mikroskop pembesaran 400 x
hitung menggunakan rumus perhitungan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan mengenai praktikum pengambilan leukosit pada ikan nila  menurut Lagler  et al . (1977) kisaran normal leukosit  ikan nila 20.000 sel/mm3-150.000 sel/mm3.
Penghitungan Total leukosit :
Rumus leukosit :        Rataan x pengencer/ volume 
    
 Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah leukosit adalah kondisi dan kesehatan tubuh ikan. Leukosit merupakan sel darah yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Leukosit membantu membersihkan tubuh dari benda asing, termasuk invasi patogen melalui sistem tanggap kebal dan respon lainnya. Ikan yang sakit akan menghasilkan banyak leukosit untuk memfagosit bakteri dan mensintesa antibodi (Moyle and Cech 2004).
 Leukosit dikelompokkan ke dalam granulosit dan agranulosit berdasarkan ada tidaknya butir –butir (granul) di dalam sitoplasma. Termasuk ke dalam kelompok granulosit yaitu heterofil, eosinofil dan basofil. Jenis leukosit ini memiliki sifat reaksi terhadap zat tertentu yaitu eosinofil yang bersifat asidofil (berwarna merah oleh eosin), basofil berwarna basofil (ungu), dan heterofil bersifat tidak basofil maupun asidofil (Dellman dan Brown 1989). Agranulosit dibagi menjadi monosit dan limfosit (Lagler et al.,1977). Agranulosit tidak memiliki butir sitoplasmik spesifik dan ditandai dengan inti berbentuk lonjong, bulat dengan lekuk yang khas (Dellman dan Brown 1992).

KESIMPULAN DAN SARAN
Menurut Lagler  et al . (1977) kisaran normal leukosit  ikan nila 20.000 sel/mm3-150.000 sel/mm3. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah leukosit adalah kondisi dan kesehatan tubuh ikan. Leukosit merupakan sel darah yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Leukosit membantu membersihkan tubuh dari benda asing, termasuk invasi patogen melalui sistem tanggap kebal dan respon lainnya. Ikan yang sakit akan menghasilkan banyak leukosit untuk memfagosit bakteri dan mensintesa antibodi (Moyle and Cech 2004).
Dalam melakukan praktikum sebaiknya disiplin dan selalu berhati-hati bagi setiap praktikan dan selalu menjaga kordinasi antara praktikan dan asisten guna tercipta praktikum yang baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Alamanda I. E, N S H, dan Budiharjo A.2007.Penggunaan Metode Hematologi dan Pengamatan Endoparasit  Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo ( Clarias  gariepinus ) di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen Boyolali”. Universitas Sebelas Maret, Surakarta 57126. vol 8 hlm 34-38
Affandi, R. dan U.M. Tang. 2002.  Fisiologi Hewan Air . UNRI - Press. Pekanbaru.
Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan di Perairan Umum . Penerbit  Kanisius, Yogyakarta.
Dellman, H.D. and E.M. Brown. 1989. Buku Teks Histologi Veteriner 1.
Hartono (Penerjemah). UI Press. Jakarta
Dopongtonung, Asriyani. 2008. Gambaran Darah Ikan Lele ( Clarias spp) yang  Berasal Dari Daerah Laladon-Bogor. Fakultas Kedokteran Hewan. IPB: 36 hlm
Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller and D.R.M Passino. 1977. Ichthyology . John Willey and Sons, Inc,  New York - London, 506 p
Moyle, P.B. dan Jr. .Cech. 2004. Fishes: An Indtroduction to Ichthiology. Parentice Hall, USA, 597 hlm

Rukmana, H.R. 1997. Ikan Nila Budi Daya dan Prospek  Agribisnis.Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Salasia, S.I.O., D. Sulanjar. , dan A. Ratnawati. 2001. Studi  hematologi ikan air tawar.  Biologi 2(12):710-723.
Santoso, S. 1998. Toksisitas air limbah industri pulp proses soda  terhadap benih ikan mas (Cyprinus carpio L). Jurnal Universitas Sudirman2 (XIV):5-10.
Sugito, Nurliana, D. Aliza, dan Samadi. 2012. Suplementasi Daun  Jaloh dalam Pakan Ikan Sebagai Metode Pengendalian Dampak  Stres dan Penigkatan Suhu Lingkun gan.  Laporan Hasil Penelitian. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Zuhrawati N.A.2014. Pengaruh Peningkatan Suhu Terhadap Kadar Hemoglobin Dan Nilai Hematokrit  Ikan Nila  (Oreocrhomis Niloticus). Jurnal Medika Veterinaria. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.vol 8 no 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar